Mataram (Global FM Lombok)- Porsi impor bawang putih ke Indonesia cukup besar, terutama dari China, sehingga ketergantungan komoditas ini dari luar negeri cukup tinggi. Namun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) meminta agar petani dan pengusaha berkolaborasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan bawang putih dari petani lokal.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Koordinator Wilayah Indonesia Timur, Andi Rukman Karumpa mengatakan, sebanyak 30 persen bawang putih di Indonesia dipasok dari China. Namun saat ini keran impor masih dibatasi akibat merebaknya virus Corona, sehingga ini menjadi kesempatan bagi pengusaha lokal serta petani untuk memenuhi pasar dalam negeri.
Baca Juga: Impor Bawang Putih dari China Disetop, Harga Melonjak Naik
“Mari kita main di hasil komoditinya, tanah yang begitu luas di negeri ini masak sih kita bawa dari luar. Bawang putih, coba kita tanam di NTB ini. Tidak lagi bergantung dari luar, kita tanam semuanya di sini. Kenapa tidak ingin jadi petani, toh nenek moyang kita petani ,” katanya.
Andi Rukman mengatakan, pihaknya mengajak kaum milenial terutama yang memiliki latar belakang pertanian untuk mengambil momentum ini agar lahan-lahan yang luas bisa lebih produktif. Terlebih banyak komoditas yang selama ini didatangkan dari luar negeri bisa diproduksi oleh petani lokal.
Baca Juga: Harga Ayam, Tomat, Cabai dan Bawang Naik Signifikan
Potensi bawang putih di NTB memang cukup tinggi. Salah satu sentra penanaman bawang putih yang dikenal sejak lama yaitu di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Produksi bawang putih di NTB dari data Dinas Pertanian NTB sebanyak 59 ribu ton per tahun. Hasil bawang putih dari NTB selama ini juga dikirim ke luar daerah. (ris)
No Comments