KSB Proteksi Kerugian Petani dengan Program AUTP

Global FM
9 Oct 2023 20:47
2 minutes reading

Taliwang (Global FM Lombok)- Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memberikan proteksi terhadap petani untuk mencegah dari risiko kerugian akibat gagal panen dengan mengikutsertakannnya di program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Kepala Dinas Pertanian KSB Muhammad Saleh mengatakan, tidak semua petani di daerah ini masuk dalam program AUTP di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), hanya petani yang memiliki risiko atau sering berpotensi gagal panen.

Premi program AUTP ini sebesar Rp 180.000 per musim. Dari jumlah ini bantuan pemerintah pusat sebesar 80 persen dari total premi atau senilai Rp144.000 dan premi swadaya yang harus dibayar oleh petani 20 persen atau senilai Rp36.000. Namun Pemda KSB membayarkan kewajiban petani yang 20 persen tersebut, sehingga petani di daerah ini tak membayar premi ke Jasindo.

“Kita tanggung premi yang 20 persen itu untuk petani, terutama yang berisiko gagal panen. Program ini sudah kita laksanakan sejak lama. Ini akan memproteksi petani dari kerugian,” kata Muhammad Saleh kepada wartawan Senin (9/10/2023) yang didampingi oleh sejumlah Kabidnya.

Ia mengatakan, pada saat banjir bulan Februari 2023 kemarin, banyak sawah yang terendam dan mengakibatkan gagal panen. Pada saat itu sebanyak 887 hektare lahan sawah terendam. Namun luas kawasan yang rusak sekitar 364 hektare. Setelah dilakukan verifikasi oleh Jasindo, sekitar 52 persen klaim ganti rugi yang dibayarkan.

Asuransi Jasindo sendiri telah menyerahkan pembayaran klaim AUTP ke petani di KSB sebesar Rp 1,1 miliar.

Adapun AUTP sendiri merupakan salah satu program penugasan dari pemerintah yang dijalankan oleh Asuransi Jasindo. Dalam hal ini, Jasindo memberikan perlindungan atas risiko kerusakan tanaman yang disebabkan oleh banjir, kekeringan serta serangan hama, hingga penyakit tanaman atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Sementara itu terkait dengan El Nino di wilayah Indonesia, para petani di KSB justru sangat sedikit yang menanam padi di musim tanam yang ketiga ini. Hal ini lantaran ada sebagian infrastruktur irigasi sedang diperbaiki serta sudah pahamnya petani terkait dengan musim kemarau tahun ini. Sehingga mereka lebih banyak yang menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan.

“Petani kita banyak yang menanam jagung di musim tanam ketiga ini,” katanya.(ris)

No Comments

Leave a Reply