Kota Bima (Global FM Lombok) – Sedikitnya 405 remaja Kota Bima, dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma,Mataram. Ratusan remaja ini terdeteksi mengalami gangguan syaraf akibat mengonsumsi obat keras jenis tramadol.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, dr. Azhari, di hadapan Kepala BPOM RI, Dr.Ir. Penny K. Lukito, bersama rombongan didampingi Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin SE, di ruangan wakil walikota, Rabu, 26 Juli 2017.
Dikatakanya, ratusan jiwa tersebut didominasi usai muda dan sebagian remaja yang lulus sekolah. Menurutnya penyalahgunaan tramadol di Kota Bima, masuk kategori darurat. ‘’Sudah darurat sekali penyalahgunaannya. Kalau bisa, kami berharap obat ini bisa dicabut izin edarnya,’’ saran Azhari.
Diakuinya, peredaran obat golongan G, ini tidak bisa diatasi. Pasalnya, selain dipasok lewat darat menggunakan bus umum dalam jumlah banyak. Pasokannya juga melalui jalur laut yang juga tak bisa dibendung.
‘’Tramadol yang beredar di Bima berasal dari wilayah Surabaya, banyak didatangkan melalui jalur laut,’’ katanya.
Azhari menilai, kemungkinan menggunakan jalur laut akan lebih mudah pengirimannya. Sebab banyak kapal di Bima tujuan Surabaya tanpa bersandar lagi di pelabuhan lain.
‘’Pasokan tramadol Bima juga tidak menutup kemungkinan akan dikirim ke Dompu dan Sumbawa dan wilayah NTT,’’ katanya.
Sementara Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin SE, mengakui bahwa pasokan tramadol di Kota Bima telah mencapai berkarung-karung. Bahkan, telah dipetakan daerah-daerah yang menjadi pusat penyebarannya.
‘’Setiap saat ada saja kurir atau pemilik tramadol yang ditangkap. Terakhir oknum guru di Kabupaten Bima yang juga jadi bandar. Kota Bima darurat tramadol,” ujarnya.
Wakil walikota berharap, kehadiran BPOM RI di Kota Bima bisa menjadi spirit lintas sektor, dalam menyatukan persepsi dan langkah strategis untuk secara masif memberikan edukasi dan pemahaman mengenai dampak penyalahgunaan tramadol.
‘’Kami menilai di tingkat masyarakat ada kesalahpahaman mengenai penggunaan tramadol. Ke depan semua pihak diharapkan, intens berkoordinasi untuk memberikan informasi dan edukasi. Upaya menekan dan mengantisipasi penyalahgunaan obat ini,’’ ujarnya.
Kepala BPOM RI, Dr. Ir. Penny K. Lukito mengaku terkejut adanya informasi dan data penyalahgunaan tramadol di Kota Bima. Kata dia, kasus serupa juga terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Timur.
‘’Hanya saja obatnya berbeda. Di Kota Bima tramadol, sementara di Banjarmasin carnophe. Jumlah penyalahgunanya hampir sama,’’ ujarnya.
Meski demikian, informasi dan data tersebut akan menjadi langkah awal bagi pihaknya untuk secepatnya memberikan edukasi dan operasi, terhadap penyalahgunaan tramadol tersebut. (uki/kmb)
No Comments