Korban Mutilasi Dikenal Baik dan Ramah

Global FM
11 Jan 2020 12:19
4 minutes reading
Faisal Afrihadi (Global FM Lombok/dok)

Sumbawa Besar (Global FM Lombok)Peristiwa pembunuhan dengan mutilasi yang menimpa Siti Aminah di Lingkungan Kebayan, Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, cukup mengagetkan warga sekitar. Para tetangga tidak pernah menduga kejadiaan naas tersebut menimpa korban. Apalagi selama lima tahun lebih tinggal di lingkungan setempat dan berbaur dengan tetangga, korban dikenal baik dan sangat ramah.

Informasi yang dihimpun, setelah menikah dengan suami keduanya, korban pindah ke sebuah rumah kontrakan yang tidak jauh dari tempat tinggal semula. Kesehariannya, menjual gorengan di dekat jalan lingkungan setempat. Selain itu, juga memiliki kios kecil di rumah kontrakan yang ditempati. Menurut sejumlah tetangga, hubungan keduanya cukup baik dan tidak pernah diketahui terjadi pertengkaran.

Namun, tepatnya pada Jumat (3/1) lalu,  warga digegerkan dengan penemuan jasad korban yang sudah membusuk. Potongan tubuhnya ditemukan di dalam kulkas dan coolbox. Kasus ini sudah ditangani tim Sat Reskrim Polres Sumbawa. Dari penyelidikan serta penyidikan yang dilakukan, kini polisi telah menetapkan suami korban berinisial MS sebagai tersangka.

“Kalau kesehariannya, saya saja masih keluar air mata saking baiknya. Dia juga sering berbagi. Bayangkan sudah hampir enam tahun dia tinggal di sini. Gimana orang-orang nggak terpukul tetangganya. Karena akrab, baik dan ramah. Suaminya juga baik. Terkait permasalahannya tidak pernah diceritakan,” kata Siti salah seorang tetangga korban yang ditemui Suara NTB, Jumat (10/1).

Baca Juga : Selidiki Kasus Mutilasi, Polisi Gencar Kumpulkan Petunjuk

Diceritakannya,  ia terakhir kali bertemu almarhumah pada Rabu, 25 Desember 2019 lalu. Beberapa hari sebelumnya juga sempat ngobrol dan bercanda dengan beberapa warga lainnya. Bahkan saat itu almarhumah juga sempat meminta maaf. Setelah itu, ia tidak pernah lagi melihatnya keluar rumah.

Sedangkan suami korban, dilihatnya terakhir kali pada Kamis siang, tanggal 26 Desember. Saat melewati gang, ia sempat melihat suami korban menoleh ke arah kiri dan kanan kemudian ditegur. Suami korban mengaku mencari tukang ojek yang biasa mengantarnya karena hendak pergi ke kampungnya di Alas.

Sedangkan almarhumah diakui akan menyusul. Sehingga sejak saat itu, ia dan warga lainnya tidak pernah curiga meskipun keluar bau menyengat dari arah rumah korban.

“Hari Senin (30 Desember red) sudah ada bau. Tapi diperkirakan bangkai kucing. Sehingga tidak terlalu menghiraukan. Kita juga tidak ke sana (kontrakan korban), karena saya pikir almarhumah sudah menyusul suaminya,” paparnya.

Sementara tetangga lainnya, Christofel Deni, juga mengakui hubungan tetangganya terlihat baik. Ia yang berdampingan rumah dengan kontrakan korban juga tidak pernah mendengar adanya pertengkaran. Justru sering terlihat mesra. Sehingga ia pun tidak pernah menyangka kejadian naas tersebut menimpa korban.

“Kalau keseharian mereka, biasa saja. Tidak pernah bertengkar. Paling ketawa-ketawa dan mesra. Tidak pernah ribut. Dan saat kejadian tidak tahu kita,” ungkapnya.

Memang diakuinya,  beberapa hari sebelum ditemukan jasad korban, tepatnya pada tanggal 30 Desember sudah tercium bau menyengat dari rumahnya. Namun saat itu diperkirakan itu bau bangkai kucing, lantaran rumah dalam keadaan kosong. Karena mulai curiga, ia pun menghubungi suami korban tepatnya pada Jumat (3/1) lalu.

Setelah tiba, suami korban langsung mengecek pintu rumah yang dalam keadaan tergembok. Kemudian suami korban menitipkan tasnya yang berisi pakaian dan beralasan hendak mencari kunci ke tempat istrinya berjualan gorengan.

Tak lama, suami korban kembali dan mengajaknya untuk mencongkel pintu rumah tersebut. Setelah itu, langsung keluar bau yang sangat menyengat. Suami korban langsung masuk dan ia menunggu di depan pintu. Saat itu spontan suami korban langsung memegang dan mengangkat kain yang di dalamnya terdapat coolbox yang terbungkus rapi dengan lakban.

Setelah itu, lanjutnya, suami korban bergeser ke kamar mandi karena melihat parang. Di mana parang tersebut, diakui suami korban sebelumnya disimpan di dalam kamar. Ia pun meminta  suami korban untuk tidak membuka coolbox dan mengganggu barang lainnya yang ada. Guna memastikannya, ia pun menghubungi pihak kepolisian untuk melakukan pengecekan serta melakukan tindakan lebih lanjut.

Yang mengherankannya, kondisi coolbox dilihatnya dari luar sangatlah rapi. Di ruangan juga tampak bersih, tanpa adanya bekas dari aksi pembunuhan. Bahkan tidak terlihat barang lainnya yang tercecer di ruangan. “Setelah saya lihat coolbox itu bagus dibalut. Tidak ada air di dalamnya. Darah juga tidak ada, bersih. kita lihat di dalam kamar itu rapi, tidak ada yang jatuh atau bekas,” tandasnya. (ind)

No Comments

Leave a Reply