Mataram (Global FM Lombok)- Pemprov NTB nampaknya cukup serius mengembangkan tanaman vanili di daerah ini. Sebab potensinya sangat bagus serta nilai jualnya juga sangat menjanjikan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB Dr.H Fathul Gani mengatakan, tanaman vanili tersebar di beberapa kawasan di NTB. Bahkan hasil produksinya sudah diekspor ke sejumlah negara.
“Vanili terus kita kembangkan karena secara geografis sangat cocok. Vanili cocok tumbuh di dataran sedang seperti di daerah Lingsar, Suranadi dan beberapa tempat lainnya,” kata H Fathul Gani Rabu 3 Mei 2023.
Ia mengatakan, saat ini yang sedang dimaksimalkan oleh pihaknya yaitu memperbanyak bibit vanili. Sebab selama ini, vanili yang ditanam petani banyak yang didatangkan dari luar daerah. Dinas Pertanian menanam bibit vanili di lahan seluas 2 hektare di wilayah Punikan Lingsar Lombok Barat.
“Kita sedang sedang berupaya memperbanyak bibit ya. Kita upayakan vanili yang ditanam di sini nanti berasal dari bibit vanili lokal. Artinya kemandiarian dari sisi pembibitan itu kita tetap upayakan,” terang Fathul Gani.
Fathul Gani menerangkan, butuh tiga tahun penanaman vanili sebelum bisa dipanen. Setelah itu, panen dapat dilakukan selama setahun sekali dengan waktu panen 2 hingga 3 bulan penuh.
“Nanti tinggal kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa vanili ini sangat menjanjikan. Pasalnya sangat terbuka,” katanya.
Diketahui, permintaan vanili semakin meningkat. Setidaknya, buyer dari lima negara mengharapkan adanya pasokan vanili organik dari Lombok. Karena tidak sebanding dengan produksi, permintaan – permintaan yang masuk ini menjadi kecil kemungkinan dapat dipenuhi.
Pegiat sekaligus eksportir vanili organik Lombok, Mohir mengatakan, permintaan dari buyer AS serikat saja mengharapkan dipasok sebanyak-banyaknya. Tahun 2022 lalu, yang mampu dipenuhi hanya 6 ton vanili kering. Menurut owner UD. Rempah Organik Lombok ini, permintaan vanili organik secara global cukup tinggi.
Beberapa buyer yang sudah mengajukan permintaan diantaranya, dari Australia yang mengajukan permintaan 1 kontainer atau sekitar 20 ton melalui Kementerian Pertanian. Ada juga buyer dari Kanada, Malaysia, Jerman, Singapura.
“Selain dari buyer Australia, dari beberapa negara lain datang langsung ke rumah saya. Minta dikirimkan vanili. Dari Jerman minta dalam bentuk powder (bubuk) vanili. Dari Malaysia minta vanili bean. Kalau dipenuhi memang susah. Karena skalanya besar. Saya angkat tangan dulu,” katanya.
Tingginya permintaan vanili organik Lombok ini menurut Mohir, bisa saja karena kualitas vanili Lombok. Bisa juga karena kepercayaan setelah NTB sudah melakukan ekspor dan sudah memiliki sistem.
Untuk mendorong produksi vanili organik ini, kata Mohir, dilakukan dengan penambahan kemitraan dengan petani vanili di Wilayah Tanjung dan Rempek Lombok Utara. Sementara yang eksisting produksi di kaki Rinjani di wilayah Lombok Timur. “Total sekarang 400 hektare kita kembangkan bekerjasama dengan kelompok tani,” terangnya.(ris)
No Comments