Klarifikasi PPK Asrama Haji, Gedung Asrama Haji Dibantah Mangkrak

Global FM
10 Oct 2017 16:30
3 minutes reading

Bagian dalam asrama haji

Mataram (Global FM Lombok) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Asrama Haji di Jalan Lingkar Selatan Mataram membantah gedung senilai Rp 57 miliar itu mangkrak. Tidak berfungsinya gedung karena sarana dan prasarana belum dilakukan pengadaan.

Sejumlah komponen yang belum terpasang  seperti mechanical electrical senilai Rp 3 miliar, interior Rp 4 miliar, landscape Rp 3 miliar, kitchen set Rp 1,9 miliar. “Sehingga kalau dikalkulasi kebutuhan anggaran untuk memfungsikan asrama ini hingga maksimal, mencapai Rp 15  miliar, ini yang kita kawal terus. Sebenarnya bukan tanggungjawab saya, karena sudah tuntas  gedung sudah selesai. Tapi  saya merasa tanggungjawab sampai gedung ini benar benar beroperasi seperti hotel,” jelas PPK, H.M. Abu Arif Aini, S.Ag, M.Pd  kepada Suara NTB, Senin (9/10).

Dia menegaskan, pembangunan gedung sebenarnya sudah tuntas tahun 2016 lalu, dikerjakan sejak 2015. Sebelum turunnya proyek yang anggarannya bersumber dari Kementerian Agama RI ini, memang sempat ada kekhawatiran tidak akan maksimal. Namun setelah lewat survei, akhirnya tetap dikerjakan dengan nilai penawaran Rp 57,44 miliar dari PT. Adhi Karya.

Abu Arif menyebut, latar belakang gedung itu dibangun demi memberi pelayanan terbaik kepada jemaah. Pihaknya ingin memperkenalkan  pelayanan hotel kepada jemaah yang hampir semua tidak pernah merasakan tidur di hotel. “Apalagi mereka yang nantinya jemaah haji kan selama di Mekkah dan Madinah itu kan di hotel. Rata rata jemaah haji belum ada yang pernah tau hotel. Jadi supaya tidak kaget,” tuturnya.

Proyek memang sempat terjadi keterlambatan dan  diberi masa perpanjangan selama 50 hari. Namun konsekwensinya, rekanan dikenakan denda sesuai dengan temuan Badan Pemeriksa  Keuangan (BPK) sebesar Rp 6,5 miliar. Setelah denda tuntas dibayarkan, pekerjaan berlanjut hingga tuntas per 15 Desember 2015.

“Akhirnya kita bisa wujudkan pembangunan asrama. Tapi sebenarnya itu hotel bertaraf hotel bintang tiga,” jelasnya.  Pengelolaan selanjutnya akan diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji.

Gedung lantai enam itu, dilengkapi 15 sampai 20 kamar per lantai. Namun saat ini setiap lantai belum semuanya dilengkapi fasilitas, seperti tempat tidur dan meubeler lainnya. Ada kekurangan sebagaimana disebut sebelumnya, seperti lift,  air panas, hydrant, interior, lantaran alasan anggaran belum cair dari pusat untuk pengadaan berikutnya.

“Tapi sesungguhnya gedung sudah bisa dipakai. Kemarin pada saat kedatangan 450 jemaah haji embarkasi Lombok, asrama memang belum bisa dipakai. Asrama hanya bisa digunakan oleh panitia. Jadi semua panitia proses konsolidasinya di sini,” kata Abu Arif saat mengajak Suara NTB mengecek langsung kondisi asrama.

Dia pun menunjukkan beberapa kekurangan yang belum dipenuhi karena anggaran belum turun. Seperti lift, dapur, kamar tidur dan interiror lainnya.

Pantauan Suara NTB, kondisi gedung memang belum terurus. Lantai masih kotor dan beberapa bagian ruangan tak terawat. Alasan Abu Arif, sisa pemakaian saat menerima kloter haji sebelumnya belum dibersihkan.

Namun dia memastikan,  asrama akan bisa dipakai setelah pengadaan komponen lainnya rampung, dengan catatan anggaran dari pusat segera turun. Dia optimis, beberapa bulan lagi alokasi yang sedang diperjuangkan itu akan segera terrealisasi, sehingga hotel bintang tiga di dalam kompleks asrama haji bisa difungsikan.  (ars)

1 Comment

Leave a Reply