Mataram (Global FM Lombok)-
Sekror UMKM merupakan jantung perekonomian yang menyumbang sebagian besar lapangan kerja di Indonesia, menjadi motor penggerak bagi ekonomi daerah dan penyangga ketahanan ekonomi nasional.
Namun dari fenomena beberapa tahun terakhir ini, tantangan bagi UMKM dan produk dalam negeri semakin berat masuknya produk impor dari berbagai platform online menjadikan persaingan di pasar UMKM termasuk tekstil yang semakin ketat.
Oleh sebab itu, komitmen bersama untuk melakukan afirmasi keberpihakan terhadap produk dalam negeri harus dilakukan, dan pelaksanaan KK-NTB x LSTF ini merupakan momentum untuk memperkuat afirmasi tersebut.
Namun mengubah mindset masyarakat untuk bisa cinta dan bangga akan produk Indonesia saja tidak cukup, diperlukan langkah-langkah strategis dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut.
Dari sisi pengambil kebijakan, berbagai langkah seperti kewajiban lembaga pemerintah daerah NTB untuk menggunakan produk lokal termasuk UMKM adalah hal yang konkret. Dari sisi UMKM-nya sendiri berbagai langkah juga harus dilakukan untuk menjaga daya saing.
Dalam sambutannya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya menyampaikan capaian hasil penjualan mulai dari Pekan QRIS Nasional tanggal 18 Agustus 2024 sampai dengan Closing Ceremony KK-NTB x LSTF 2024 tanggal 25 Agustus 2024, tercatat lebih dari Rp280 juta
Pihaknya mengajak masyarakat untuk terus bersinergi dan menjaga semangat serta memupuk kecintaan terhadap produk dan wisata lokal yang telah dibangun untuk menciptakan ekonomi nasional yang tangguh.
“Alhamdulillah kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tinggi atas lancarnya pelaksanaan kegiatan KK-NTB x LSTF selama 2 hari sejak tanggal 24 sampai 25 Agustus 2024. Seluruh rangkaian acara yang sudah terlaksana merupakan wujud komitmen Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi dan investasi di daerah melalui kegiatan showcasing produk UMKM wastra, kriya dan produk oleh-oleh khas NTB,” ujar Winda Putri Listya.
Adapun beberapa lesson learned dari pelaksanaan KK-NTB x LSTF, yaitu kolaborasi 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas) khususnya keberlanjutan melalui ekosistem UMKM. Kemudian inovasi : melihat trend pasar terkini dan selera konsumen. Kemudian narasi : sebagai uniqness, home decor kita diminati eropa, amerika jepang dan korea
“Lesson learned lainnya yaitu igitalisasi : akses pasar tanpa batas, 90 persen jumlah merchant QRIS (32 juta) adalah UMKM. Serta Keuangan Inklusi : mengimplementasikan pencatatan keuangan untuk menciptakan akses pembiayaan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten III Administrasi dan Umum Setda Provinsi NTB, H. Wirawan Ahmad, S.Si., M.T, memberikan apresiasi atas suksesnya gelaran KK-NTB x LSTF yang sudah berjalan selama 2 hari ini.
“Kekayaan budaya kita yang telah diwariskan secara turun-temurun, kini telah kita promosikan ke panggung yang lebih luas, di tengah arus globalisasi yang semakin deras. Saya yakin, dengan gaungan Bangga Buatan Indonesia dan semua yang telah kita lakukan ini akan memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah, terutama melalui pengembangan UMKM,” ungkapnya.
Dalam Closing Ceremony KK-NTB x LSTF 2024 ini, turut hadir Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi (Wakil Ketua Dekranasda NTB) Hj. Nuryanti, SE, ME. (Pj. Ketua Harian Dekranasda NTB), Kepala Kanwil Dirjen Pajak NTB, Unsur Forkopimda Provinsi NTB, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pimpinan Instansi Vertikal, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi NTB, Ketua MES Provinsi NTB, Pimpinan Perbankan, Para Akademisi, Rekan-Rekan Media, Para Pelaku Usaha UMKM Binaan dan Mitra Bank Indonesia.(r)
No Comments