Kisah Juminah, Hilang Tanpa Jejak Selama 17 Tahun, Akhirnya Ditemukan Masih Hidup

Global FM
29 Mar 2019 17:03
5 minutes reading

Juminah tiba dirumahnya ditemani oleh Adi Tahir

Praya (Global FM Lombok)- Juminah (64), perempuan asal Lingkungan Sesake, Kelurahan Sesake, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah (Loteng) diketahui telah hilang secara tiba-tiba dari rumahnya tahun 2002 silam. Ia meninggalkan rumah tanpa diketahui oleh keluarganya. Setelah kepergiannya yang tak meninggalkan jejak dan pesan itu, keluarga sempat mencarinya ke hampir seluruh desa di Lombok. Hasilnya nihil. Namun 17 tahun kemudian, perempuan itu kembali pulang dan disambut haru keluarganya.

Juminah menginjakkan kaki di Lombok pada Kamis (28/3) kemarin di Bandara Internasional Lombok (BIL). Ia disambut gembira oleh sejumlah keluarganya yang sudah menunggu. Juminah sempat bercerita soal kronologi kepergiannya sampai mendapati dirinya di Jawa Barat dan Jakarta.

Dituturkannya, di tahun 2002 silam, ia sengaja melarikan diri dari rumah lantaran tak tahan dengan perlakukan suaminya yang saat itu kerap berbuat kasar. “ Saya dikunci di dalam rumah, tangan dan kaki saya dirantai. Saat ingin melarikan diri, rantainya tiba-tiba putus. Allah membantu saya,” katanya.

Juminah memutuskan pergi keluar dari Lombok menuju Jawa. Tanpa membawa sepeser uang, ia nekat menumpang kapal Ferry di Pelabuhan Lembar. Untungnya ada seorang anggota polisi yang menolongnya saat itu. Ia diberikan satu lembar dokumen atau surat keterangan yang selalu ditunjukkannya saat hendak menumpang kendaraan umum. Entah apa isi surat keterangan tersebut, yang pasti ia bisa naik kendaraan umum tanpa dimintai ongkos.

“Saya dikasi surat sama pak polisi yang dipakai jika diminta ongkos. Pernah dimintai ongkos, saya tunjukkan surat itu, terus tidak pernah diminta lagi,” ceritanya.

Perjalanan yang panjang itu berakhir di Jakarta. Juminah ditampung di Panti Sosial Tresna Werdha Ciracas Jakarta Timur. Tidak banyak cerita yang disampaikan selama ia tinggal di Panti Sosial tersebut. Namun yang pasti selama tinggal disana, ia sering sekali ingin pulang ke Lombok menemui keluarganya.” Saya sering berdoa agar suatu hari saya dapat pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga,” akunya.

Sementara itu menurut Ristan, salah seorang anggota keluarganya yang mengurus kepulangan Juminah mengatakan, awal mulanya Juminah dirantai oleh keluarganya dulu lantaran menderita depresi atau penyakit yang terkait kejiwaan. Pihak keluarga pun sudah melakukan penanganan kesehatan.” Dia kabur dulu karena suaminya memasung di dalam rumah,” katanya.

Di tahun 2002 silam, tanpa sepengetahuan keluarganya, Juminah menghilang tanpa jejak. Setelah 17 tahun kemudian, muncul kabar bahwa Juminah ada di salah satu panti sosial di Jakarta. Berbagai upaya terus dilakukan oleh pihak keluarga di Lombok untuk memulangkan ibu tiga anak ini ke kampung halamannya di Lingkungan Sesake, Praya Tengah.

Upaya itu dilakukan dengan menghubungi dan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah, Dinas Sosial Provinsi NTB, Dinas Sosial DKI Jakarta bahkan ke Kementerian Sosial. Upaya tersebut tidak semulus yang dibayangkan karena beberapa dinas terkait  terkadang tidak memiliki dana untuk mengurus kepulangan orang yang terlantar.

Namun pada akhirnya, seorang anggota DPR RI daerah pemilihan NTB Adi Putra Darmawan Tahir ikut turun tangan membantu proses pemulangan Juminah dari panti sosial ke kampung halamannya di Lombok Tengah. Begitu juga masalah surat menyurat dan administrasi lainnya dibantu oleh  Adi Tahir dan staf ahlinya.

“Proses pemulangan ini memang pak Adi Tahir bertanggung jawab secara penuh. Itu komitmen beliau dari awal,” katanya.

Juminah memiliki enam orang anak. Namun hanya tiga orang anak yang masih hidup sekarang ini. Mereka adalah Syamsul Hadi, Badri dan Haeruji.  Rata-rata anak-anaknya hidup sebagai buruh tani atau buruh harian lepas di kampungnya. Sementara sang suami sudah lama meninggal dunia yaitu sekitar tahun 2005 silam.

Menurut Ristan, pihak keluarga sudah pasrah dengan nasib Juminah. Setelah dicari selama beberapa tahun setelah kehilangannya, keluarga tetap bingung apakah sudah meninggal dunia atau masih hidup. “ Namun ternyata inilah yang menjadi doa bersambut. Ibu Juminah bercerita bahwa dia tetap berdoa agar bisa kembali ke kampungnya, namun keluarga di Lombok juga selalu berdoa agar ibunya segera ditemukan,” katanya.

Tak Terlepas Dari Peran Aktif Adi Tahir

Berkumpulnya kembali Juminah di tengah-tengah keluarganya tak terlepas dari peran aktif anggota DPR RI dapil NTB Adi Putra Darmawan Tahir. Ia mengatakan, hatinya tersentuh saat satu kelurga di Lombok sedang mencari ibunya yang sudah lama menghilang.” Saya merasa terpanggil untuk membawa ibu ini pulang ke tengah keluarganya,” kata Adi Tahir saat mengantar kepulangan Juminah sampai ke rumahnya di Lingkungan Sesake, Praya Tengah.

Ia mengatakan, ada sejumlah proses yang dilalui sebelum ibu Juminah pulang kampung, seperti melakukan video call bersama keluarganya di Lombok untuk memastikan wajah Juminah. Setelah semua proses itu dilalui, barulah dilakukan proses pemulangan.

Ia terenyuh karena banyak masyarakat yang kehilangan kontak dengan keluarganya yang bereada di luar daerah dan luar negeri. Termasuk para TKW yang ada di Timur Tengah, ada beberapa kasus  yang selama belasan tahun tidak ada komunikasi dengan keluarganya di Tanah Air.

“Untuk kasus TKW yang terlantar ini, kami sedang berkomunikasi dengan Kemlu dan Kementerian Perempuan dan Anak untuk ikut terlibat dalam advokasi dan memulangkan mereka,” katanya.

Untuk kasus ibu Juminah ini, ia bersyukur telah bertemu dnegan keluarganya di Lombok. Bahkan Adi Tahir secara langsung mengantar sang nenek ini ke rumahnya. Disana Juminah disambut haru oleh keluarga dan warga sekampung.(ris)

 

No Comments

Leave a Reply