Praya (Global FM Lombok)- Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo mengajak para santri dan santriwati untuk mengantisipasi hadirnya era digital di Indonesia. Teknologi digital yang semakin berkembang pesat ini agar bisa dimanfaatkan oleh santri dan santriwati untuk edukasi dan pengembangan diri.
“Bagaimana santri dan santriwati di Pesantren Qamarul Huda mengantisipasi era digital agar santri bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari teknologi digital dan bisa meminimalisir potensi ancaman-ancaman di dunia digital ini,” kata Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Dr. Ismail, MT saat bersilaturahmi di Ponpes Qomarul Huda, Bagu Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah (Loteng) Sabtu (19/3).
Dirjen mengatakan, pihaknya menyiapkan sumberdaya manusia yang unggul di era digital ini dengan memunculkan sejumlah program. Misalnya dengan menghadirkan literasi digital untuk masyarakat umum, kemudian program sertifikasi digital untuk mahasiswa dan lulusan sarjana serta program literasi untuk kalangan advance bagi para leader dan pengambil kebijakan.
Menurutnya, digitalisasi kehidupan manusia itu di satu sisi memberikan banyak kemanfaatan bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah memangkas jarak dan waktu. Selain itu, manfaat lainnya adalah efisiensi industri atau mengurangi biaya produksi barang.
“Selain memiliki banyak manfaat, digitalisasi juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan manusia. Diantaranya adalah lupa akan waktu, lupa akan belajar dan lupa untuk mengaji, saking banyaknya hiburan di dunia digital. Perlu hati-hati, karena dunia digital ini banyak mengandung jebakan dan persoalan. Ibarat sebuah keping mata uang, ada sisi positif dan ada juga sisi negatifnya,” terang Doktor Ismail.
Lantas bagaimana sikap kita terhadap ruang digital ini?. Menurut Dirjen SDPPI, masyarakat harus bisa memaksimalkan manfaat yang ditimbulkan akibat berkembangnya ruang digital ini dan sekaligus dapat meminimalkan dampak negatif yang dimunculknannya.
“Hal ini tentu membutuhkan kompetensi atau pengalaman belajar agar tidak terjebak dalam arus negatif digitalisasi ini yang dapat mempengaruhi perilaku kita sehari-hari. Kita harus mampu memiliki kemampuan untuk memilih yang baik dan memilah yang tidak baik. Apapun latar belakang keilmuan dan profesi kita, maka sebaik-baiknya juga harus dibarengi dengan kemampuan memahami dan menggunakan alat-alat digital secara baik,” ujarnya.
Kemampuan beradaptasi dengan dunia digital itu menurutnya adalah kemampuan untuk memahami sekaligus menggunakan ruang digital itu dengan baik. Awalnya hanya menggunakan ruang digital sebagai pengguna pasif, tapi kemudian harus ditingkatkan lagi wawasannya untuk bisa memanfaatkan ruang digital itu sebagai ruang yang bermanfaat untuk membuat aplikasi-aplikasi yang bermanfaat. Apalagi aplikasi yang dipergunakan oleh masyarakat saat sekarang ini hampir 90 persennya adalah buatan asing.
“Jadi wawasan digital ini menjadi suatu hal yang sangat penting tidak hanya dalam persoalan yang umum akan tetapi juga dalam persoalan-persoalan yang khusus guna menjawab setiap persoalan yang kita hadapi,” terang Dirjen.(ris)
No Comments