Mataram (Global FM Lombok)- SEIRING dengan pengembangan kawasan Mandalika Lombok, maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan semakin meningkat. Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah daerah dan masyarakat selain harus meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal agar bisa merebut peluang di Mandalika.
PT.ITDC selaku pengelola kawasan dan investor yang membangun properti di Mandalika akan membutuhkan tenaga kerja yang tidak kecil. Sesuai dengan konsep penyerapan tenaga kerja yaitu mengutamakan SDM lokal, maka pada sejumlah sektor yang dibutuhkan agar mulai disiapkan dari sekarang.
Provinsi NTB memiliki sejumlah lembaga pendidikan untuk mendidik dan menyiapkan tenaga kerja terampil di bidang pariwisata mulai dari SMK, BKL hingga Poltekpar Lombok. Di sejumlah lembaga pendidikan tersebut memang tidak semua diisi oleh masyarakat lokal, banyak masyarakat dari luar yang sedang belajar dan mengembangkan diri.
“Sehingga peluang ini harus direbut dan diberikan porsi yang lebih untuk masyarakat lokal, terutama masyarakat yang terkena dampak pembangunan Mandalika,” kata Seketaris Komisi V DPRD NTB TGH Patompo Adnan, Lc, M.H., kepada Global FM Lombok akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, ada banyak posisi strategis yang bisa diisi oleh masyarakat lokal jika mereka memiliki skill dan pengalaman. Misalnya chef atau juru masak di hotel berbintang, posisi manager dan lain sebagainya. Sangat banyak juga posisi yang tidak membutuhkan keterampilan yang tinggi. Sehingga diharapkan PT.ITDC sesekali waktu mengekspose tenaga kerja jenis apa yang akan dibutuhkan mulai sekarang dan di masa-masa yang akan datang sehingga masyarakat lokal bisa menyiapkan diri.
Selain tenaga kerja, ada banyak peluang usaha dalam bentuk kemitraan dengan investor di kawasan Mandalika. Misalnya penyediaan bahan pangan untuk tamu-tamu hotel diupayakan agar dibeli dari petani dan peternak lokal. Jika hotel dan restoran membutuhkan bahan pangan yang memiliki standar tertentu, maka saatnyalah produk pertanian dan olahannya ditingkatkan kualitasnya agar bisa diterima oleh industri.
“Artinya peluang itu memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Tidak hanya kerajinan tangan saja yang harus disiapkan, pasokan bahan pangan yang berkualitas juga harus. Misalnya apakah semangka yang diproduksi oleh petani lokal itu sudah bisa diterima oleh industri atau belum. Sehingga ini yang perlu kita pikirkan bersama,” tutupnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, Dra. T. Wismaningsih Drajadiah menyebut jumlah kebutuhan tenaga kerja di KEK Mandalika mencapai 27.698 orang. ‘’Kita ingin 69 persen dari kebutuhan tersebut menggunakan tenaga kerja lokal. Dan ITDC sudah setuju,’’ ujarnya.
Dari estimasi total kebutuhan tenaga kerja ITDC, ujarnya, baru sekitar 42 persen kebutuhan tenaga kerja dapat diakomodir oleh jumlah calon tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan baik melalui BLK maupun LPK dan ini diharapkan menjadi prioritas perekrutan.
‘’Masih ada kekurangan atau gap sebesar 58 persen dari total kebutuhan tenaga kerja di KEK yang perlu disiapkan dan dikoordinasikan dengan stakeholder terkait,’’ terang mantan Kepala Dinas Sosial NTB ini.
Diharapkan, kekurangan tersebut dapat dipenuhi melalui peningkatan jumlah dan kapasitas pelatihan di BLK (revitalisasi BLK), pemberdayaan LPK swasta, kemitraan dengan dunia usaha, dunia industri, bantuan pemerintah pusat, dan instansi terkait lainnya.
Proses penempatan akan difasilitasi dan diatur sebaik mungkin melalui skema perekrutan yang adil dan transparan. Internal monitoring and controling akan dilakukan demi mencapai target kinerja yang diharapkan.
Menyambut kebutuhan tenaga kerja yang besar ini, tambahnya, masyarakat di NTB juga diminta mempersiapkan diri. Pemerintah juga akan membantu mempersiapkannya.
Pihaknya yakin tenaga-tenaga kerja lokal NTB mampu mengisi ruang-ruang kerja yang ada di KEK Mandalika, kecuali yang sangat spesifik. ‘’SDM kita sudah dipersiapkan. Lulusan BLK, LLK, demikian juga lulusan SMK. ITDC juga mengajak untuk diselenggarakan Job Fair (bursa kerja) untuk kebutuhan di KEK Mandalika,’’ katanya.
Untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal ini, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan. Di antaranya, prioritas penempatan calon tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan dengan membuat kesepakatan kerjasama dengan pihak ITDC.
Selain itu, koordinasi dengan Disnaker Kabupaten/Kota. Ini menyangkut persentase pembagian penyerapan calon tenaga kerja masing-masing kabupaten/kota dan instansi terkait lainnya mengenai kemungkinan menjalin kemitraan terkait skema penempatan/rekrutmen dan mengeluarkan peraturan gubernur / peraturan daerah bila dibutuhkan. (ris/bul)
No Comments