Kecelakaan Maut Bus Pariwisata, Polisi Periksa Sopir dan Pemilik Armada

Global FM
31 Jan 2017 13:27
4 minutes reading

 

Kecelakaan tragis bus pariwisata di jalur tanjakan kawasan pantai Malimbu II, Desa Malaka Kecamatan Pemenang KLU sedang diusut Polisi. Selain sopir bus diperiksa, pemilik armada angkutan pariwisata itu juga dipanggil terkait tragedi yang menimpa rombongan wisatawan Kantor Cabang Dispenda Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/1) lalu.

Pemeriksaan dilakukan Sat Lantas Polres KLU yang menangani kasus kecela

Kecelakaan Bus pariwisata

kaan dengan korban tewas dua orang ini.  Sejak kejadian, hingga Minggu kemarin, dilakukan pemeriksaan intensif saksi saksi dan korban. “Sedang dilakukan pemeriksaan. Dari kemarin, sampai hari ini dilakukan pemeriksaan satu per satu, termasuk Sopir I Putu Wirya Ghandi,” kata Kasat Lantas Polres KLU, Iptu Agus Pujianto, SIK kepada Suara NTB, Minggu (29/1).

Dari keterangan korban sebelumnya, sopir berusia 24 tahun Alamat Jalan  Subak Dalam Jeruk Manis Cakra Barat ini diduga tidak bisa mengendalikan bus saat melalui jalur menanjak Malimbu II Desa Malaka. Saat itu sopir berusaha memindahkan persneling karena bus tidak kuat menanjak. Namun apes, bus mundur saat posisi sekitar 10 meter ke ujung tanjakan. Bus pun jatuh ke jurang sedalam sekitar 12 meter  di sekitar area proyek Hotel Amarsvati. “Keterangan keterangan ini yang kita dalami,” kata Kasat Lantas.

Selain itu, Microbus merk Mitsubishi Nomor  Polisi L 7018 LL itu akan diperiksa kondisinya. Pemilik bus tahun pembuatan 1999  ini diketahui bernama H. Agus Nirmala Saidi (45), asal Desa Wakul, Renteng Praya Loteng. “Kita sudah panggil pemilik bus,” sebutnya.

Soal kemungkinan ada tersangka dalam kasus ini, akan disimpulkan setelah semua saksi diperiksa, termasuk para korban selamat. Prosesnya pun akan melalui gelar perkara.

Ditolong Pekerja

Sementara pantauan langsung Suara NTB di TKP, posisi bus miring dan ringsek setelah terjerembab di area proyek hotel tersebut. Penuturan saksi mata, kejadian sekitar pukul 10.00 wita,  ketika itu rombongan bus yang berisi 20 wisatawan dibawa seorang guide dan supir itu dijemput di Lombok International Airport (LIA), melaju dari Mataram melintas jalur menanjak dan berkelok di kawasan Wisata Senggigi. Tujuan mereka berwisata di Gili Trawangan Lombok Utara. Saat masuk ke Lombok Utara, tepatnya di kawasan pantai Malimbu II jalur semakin menanjak. Saat itulah bus tidak mampu menanjak.

“Kami kaget dengar suara bus jatuh. Kemudian teman teman mandor dan pekerja bantu pecahkan kaca keluarkan korban dari dalam bus, ” kata saksi Masahurrahman, Satpam proyek.

Sementara Kasat Lantas Iptu Agus Pujianto, SIK ditemui di TKP  menyebut, dugaan sementara kecelakaan akibat bus tidak bisa dikendalikan sopir atau out of control (OC),  namun petugas masih terus melakukan identifikasi, olah TKP dan pemeriksaan saksi saksi.

Selain korban tewas dua orang, sebagian besar korban rombongan wisata Kantor Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Jabar Wilayah I Sumber Kabupaten Cirebon itu mengalami luka parah. Korban dievakuasi ke Puskesmas Nipah Lombok Utara, sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB.

Korban meninggal dunia Jajat Jatmika, PNS Dispenda Provinsi Jabar Wil I Sumber, alamat Prumahan Dawuan Tengahtani Kabupaten Cirebon.  Korban meninggal lainnya Wawan Hermawan, PNS Dispenda Prov Jabar Wil I Sumber, alamat Perum GSA Tukmudal Sumber juga asal Cirebon.

Beberapa saat setelah kejadian, 17 korban dilarikan ke Puskesmas Nipah, enam orang lainnya langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.

Korban  di Puskesmas Nipah mengalami luka cukup berat, seperti robek dan patah tulang. Ada 10 orang luka berat, empat lainnya luka ringan. Sementara korban tewas diketahui tidak sempat tertolong karena diperkirakan sudah meninggal di TKP.   Menurut pihak Puskesmas Nipah, ada 15 korban luka luka dirawat di sana.  “Korban rata rata patah tulang, ” kata Kepala Puskesmas Nipah, Naspudin.

Korban Selamat

Dari 20 wisatawan domestik asal Ceribon Jawa Barat ini, salah satunya yang selamat adalah Romli, Kasubag Tata Usaha Dispenda Cirebon.  Menurut penuturan,  Sekitar Pukul 09.00 wita, tanda tanda bus itu tidak beres sudah dirasakan Romli yang posisinya persis di belakang sopir.  Menurutnya, beberapa kali naik tanjakan tersendat sendat sejak masuk ke kawasan Senggigi. “Sopir sepertinya susah masuk gigi (persneling), makanya tersendat sendat,” kata Romli yang ditemui di Puskesmas Nipah, Lombok Utara.

Sampai akhirnya di Tanjakan Malimbu II, bus semakin terasa tidak beres. Romli menyebut posisi bus sudah nyaris sampai ke ujung tanjakan.  “Bus sudah sampai sekitar 15 meter menanjak. Tinggal  10 meter lagi sampai di ujung,” tuturnya.

Namun saat sopir berusaha memindahkan persneling,  bus justru mundur deras kemudian menghantam pembatas proyek hotel.   Korban Romli mengalami luka robek kaki kanan dan diperkirakan patah pada tulang pinggang. (ars)

No Comments

Leave a Reply