Mataram (Global FM Lombok)- Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Mataram, Kolonel Marinir Rachmad Djunaidy mengatakan, masih ditemukan aksi pengeboman ikan yang dilakukan oleh nelayan di daerah ini. Sejauh ini, Lanal Mataram telah menemukan sekitar empat pelaku pengeboman ikan dan telah diserahkan ke pengadilan untuk ditindaklanjuti. Jumlah itu belum termasuk kasus pengeboman ikan yang ditemukan oleh Polisi Air dan Udara (Polair) Polda NTB.
Kepada Global FM Lombok, di kantor gubernur NTB Selasa (3/05), Danlanal Mataram Marinir Rachmad Djunaidy mengatakan, untuk kasus pencurian ikan atau penjualan ikan secara illegal hingga kini tidak ditemukan di wilayah NTB. Belakangan ini, aksi pencurian ikan memang sedang banyak diperbincangkan di media massa menyusul adanya temuan pencurian ikan oleh kapal-kapal besar dari luar negeri.
“Kalau untuk penjualan ikan tidak ada, yang ada cuma ketidakmengertian tentang bahan peledak untuk mencari ikan. Ini yang masyarakat pakai untuk mencari ikan secara cepat instan, gampang dan mudah. Tapi tidak melihat resikonya, selain resiko untuk karang yang hancur, untuk jiwanya sendiri juga sangat riskan. Saya sendiri sudah banyak temukan. Ada kurang lebih 3 atau 4. Tapi Pol Air itu udah dapat banyak lagi, lebih dari 10”,katanya.
Ia mengatakan, aksi pengeboman ikan paling marak di perairan pulau Sumbawa yang terlentak di kawasan Teluk Saleh dan Sape. Sementara di pulau Lombok, katanya paling banyak terjadi di Teluk Awang. Menurutnya, masih maraknya kasus pengeboman ikan lantaran masih rendahnya pemahaman masyarakat untuk menjaga eksosistem laut. Karenanya, pemerintah daerah bersama stake holder terkait harus mencari solusi untuk mengatasi persoalan ini.
“Solusi bersama, tidak hanya bisa angkatan laut. Kita larang, kita hukum mereka juga menangis bagaimana untuk anak istrinya yang tidak makan karena disel. Harus ada penyelesaiannya’,ujarnya. (irs)-
No Comments