Mataram (Global FM Lombok) – Kabupaten Lombok Tengah menjadi salah satu daerah penyumbang kasus kematian ibu dan bayi di Provinsi NTB. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di kabupaten tersebut sampai dengan bulan November ini mencapai angka 20 an kasus. Sementara di sepanjang tahun 2016 lalu jumlahnya sebanyak 26 kasus. Salah satu penyebabnya adalah belum meratanya keberadaan bidan desa di semua desa kelurahan di Lombok Tengah yang jumlahnya mencapai angka 130 an desa dan kelurahan.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, H. Kusriadi, Kamis (9/11). Ia mengatakan, idealnya, satu desa harus memiliki satu orang bidan. Sementara saat ini jumlahya masih terbatas, sehingga disikapi dengan keberadaan bidan honor. Hanya saja, bidan honor tersebut tidak bisa memberikan pelayanan optimal tanpa dampingan dari bidan profesional.
“Kami sadar memang SDM kami belum bisa memenuhi standar, artinya belum ada satu bidan satu desa. Selama ini modelnya masih pendampingan disana, kalaupun ada bidan disana, mereka bidan honor. Jadi belum semua ada bidan standar di setiap desa. Jadi mereka harus didampingi oleh bidan senior di puskesmas. Ini tantangan, namun kami sedang berupaya ini,” kata Kusriadi, Kamis (9/11).
Ia juga mengatakan, banyak diantara kasus kematian ibu dan bayi ini terlambat ditangani di rumah sakit. Masalahnya, saat yang bersangkutan akan dirujuk ke rumah sakit dari puskesmas, sering terjadi tarik ulur dengan pihak keluarga.
Diterangkannya bahwa Dinas Kesehatan memiliki program untuk deteksi dini ibu hamil yang berisiko saat pemeriksaan kesehatan kandungan. Mereka lalu ditangani hingga penanganan komplikasinya. Namun, yang masih menjadi kendala adalah penguatan keputusan pihak keluarga untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Namun demikian, Dinas Kesehatan berupaya agar angka kematian ibu dan bayi ini bisa ditekan. (dha) –
No Comments