Mataram (Global FM lombok)Seorang warga NTB asal Kampung Wijen, Desa Kelebuh, Kecamatan Praya, Lombok Tengah (Loteng) ditemukan meninggal di Pulau Bintan, Kepulauan Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Korban meninggal atas nama Muhlip ini merupakan salah satu penumpang kapal pengangkut TKI yang tenggelam di perairan Malaysia, Senin 23 Januari 2017, di dekat Kota Mersing, Johor.
“Baru semalam saya dapat info dan saya share ke Pak Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Korban meninggal atas nama Muhlip, alamatnya Kampung Wijen Desa Kelebuh Lombok Tengah,” kata Kepala BP3TKI Mataram, Mucharom Asgadi, S.Ag ketika dikonfirmasi Suara NTB, Senin (30/1) siang kemarin.
Ia mengatakan ketika ditemukan, kondisi korban sudah tidak utuh karean sudah lama terapung di laut. Sehingga, kalaupun dilakukan identifikasi, perlu proses lama. “Karena fisik sudah agak sulit dikenali. Proses identifikasi nanti melihat tanda-tanda apakah gigi, DNA atau lainnya,”ucapnya.
Ia menambahkan, saat ini tim BNP2TKI yang ada di Tanjung Pinang Kepri sedang mengurus kepulangan mayat TKI asal Loteng tersebut. Jika tak memungkinkan hari ini, kemungkinan jenazah korban akan diterbangkan ke Lombok pada Selasa, hari ini.
“Karena hari ini (kemarin, Red) padat untuk pengiriman jenazah yang ke NTT dan Surabaya. Jadi kemungkinan besok (hari ini, Red). Keluarga juga tadi sudah kita hubungi, sudah konfirmasi, mereka sudah siap menerima,”tambahnya.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan korban meninggal asal NTB bertambah? Mucharom mengharapkan masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya melapor ke BP3TKI Mataram disertai data-data pendukung. Setelah itu, data akan dikirim ke Tim DVI Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri.
Mengenai puluhan korban meninggal yang ditemukan di Mersing Johor Malaysia, Mucharom mengatakan tidak ada korban dari NTB. Namun, pihaknya terus berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor mengenai hasil identifikasi 25 korban meninggal yang ditemukan di sana.
Sementara itu, di perairan Batam ditemukan delapan sampai sembilan korban meninggal. Namun, baru satu orang yang berhasil diidentifikasi dari NTB. Pihaknya masih menunggu hasil identifikasi Tim DVI Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri. “Kita terus berkoordinasi dengan teman KJRI dan Tim BP3TKI Tanjung Pinang. Saya menunggu terus konfirmasi dari sana,”tandasnya.
Sementara itu Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal, membenarkan bahwa dalam daftar korban ternyata salah satunya dari Lombok. “Ya ternyata ada di daftar yang jenazahnya ditemukan di Pulau Bintan (Kepulauan Riau),” jawab Lalu Muhammad Iqbal kepada Suara NTB via pesan instan, Senin (30/1) siang.
Pihaknya masih menunggu hasil DVI dari RS Bhayangkara Polda Kepri, apakah masih ada korban lain dari NTB. Selain itu masih ditelusuri juga kemungkinan jenazah lain ditemukan di sekitar perairan Johor Malaysia.
Semua jenazah, termasuk almarhum Muhlip disemayamkan sementara di RS Bhayangkara Batam. Kondisi tubuh rata rata sudah hancur, karena terseret arus dari perairan Johor Bharu Malaysia hingga terdampar di Pulau Bintan. “Jenazah saat ini di RS Bhayangkara, Batam. Kondisi tubuh rata- rata sudah memprihatinkan karena baru ditemukan hari ketiga dan seterusnya,” jelas Iqbal.
Sementara untuk proses pengiriman jenazah, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BP3TKI Batam. Menurut rencana, pengiriman akan dilakukan Selasa (31/1) hari ini dari Tanjung Pinang ke Lombok. Untuk mengetahui proses pengiriman, pihak keluarga dipersilakan berkoordinasi dengan BP3TKI NTB.
Pada kesempatan itu, pejabat Kemlu asal Lombok Tengah ini menyampaikan belasungkawa mendalam atas peristiwa menimpa TKI asal Lombok untuk kesekian kalinya ini. “Sampaikan ungkapan ikut berduka cita dan belasungkawa kami kepada keluarga,” sebutnya.
Sejak tenggelam pada 23 Januari lalu, hingga Kamis (26/1) lalu telah ditemukan 24 jenazah. Korban terdiri dari 17 lelaki dan 7 perempuan. Sedangkan korban selamat yang ditemukan sampai dengan hari ini total delapan orang. Selebihnya masih hilang dan akhirnya ditemukan terdampar dalam keadaan meninggal di Pulau Bintan Batam. (nas/ars)
No Comments