Mataram (Global FM Lombok)- Tingginya harga cabai dan sejumlah bumbu dapur lainnya tidak bisa dielakkan jika melihat permintaan terhadap komoditas ini yang semakin besar, sementara stok didalam daerah masih terbatas. DPRD NTB melihat persoalan naiknya harga cabai yang sering memicu inflasi daerah cukup klasik karena hampir terjadi tiap tahun.
Karena itu, penting untuk melakukan kajian apakah himbauan pemerintah daerah agar warga memanfaatkan pekarangan untuk tanaman kebutuhan rumah tangga dapat diatur melalui peraturan daerah (perda) atau tidak.
“Banyak perda-perda di daerah lain yang sifatnya memproteksi, misalnya di Bali ada Perda prioritas penggunaan buah lokal. Ini perlu dikaji misalnya perda pemanfaatan lahan pekarangan untuk menghindari inflasi dari cabai” kata anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Perdagangan DPRD NTB Ir Made Slamet, MM, kepada Ekbis NTB pekan kemarin.
Politisi PDIP ini mengatakan, cabai termasuk tanaman yang tidak bisa berumur panjang, namun kebutuhan warga terhadap komoditas ini sangat tinggi. Karena itu estimasi kebutuhan dan penyediaan harus digalakkan oleh semua instansi terkait seperti misalnya Badan Ketahanan Pangan.
Program yang bisa dilakukan misalnya menggalakkan dan mengkampanyekan lagi pentingnya program apotek hidup. Areal untuk menanam tanaman cabai di pekarangan rumah sesungguhnya tidak banyak memakan tempat karena bisa dengan menggunakan pot. “ Program apotek hidup ini masih sangat relevan. Ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan mencegah inflasi. Sistem tanamnya tidak butuh banyak tempat. Meskipun kecil menyumbangkan oksigen, namun hasilnya yang kita peroleh sangat banyak” ujarnya.
Di sisi lain, dia juga mengajak Tim Penggerak PKK untuk menghidupkan gerakan pemanfaatan lahan untuk apotek hidup. Artinya kerjasama yang berkelanjutan dengan sejumlah pihak dan instansi terkait dalam program ini akan sangat membantu. Tentunya SKPD teknis akan mengajarkan teknis budi daya dan sistem tanam yang bagus agar hasilnya juga sesuai dengan estimasi.
Menurutnya, cabai dan beberapa komoditas kebutuhan dapur seperti bawang dan tomat sangat tergantung pada musim dan cuaca. Dimana tanaman petani memang banyak yang rusak oleh anomali cuaca dan musim hujan yang sudah mulai turun. Jika berbicara jangka panjang, seharusnya persiapan untuk mencegah inflasi dari komoditas ini harus jangka panjang juga. “Sekarang baimana menemukan solusi untuk kestabilan harga di hari raya yang bertubi-tubi, sedangkan musim tidak bisa diprediksi”ujarnya.
Melihat kondisi seperti itu, intervensi pemerintah memang cukup sulit jika berhadapan dengan cuaca yang tidak menentu. Namun dengan persiapan dari awal seperti gerakan apotek hidup, maka hasilnya akan sangat besar jika dilakukan secara massif oleh masyarakat. Pemerintah maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) diharapkan tidak hanya memberikan himbauan kepada masyarakat agar menjalankan program apotek hidup ini, namun harus dipraktekkan dengan berbagai macam program.(ris)-
No Comments