JPS Gemilang yang Gunakan Produk IKM/UKM Jadi Faktor Serapan APBD

Global FM
16 Jul 2020 17:40
3 minutes reading
Lalu Gita Ariadi (Global FM Lombok/dok)

Mataram (Global FM Lombok) – Keberhasilan Provinsi NTB dalam penyerapan dan realisasi APBD diatas angka serapan Nasional, tidak terlepas dari kebijakan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj. Sitti Rohmi Djalilah untuk menggunakan produk UKM dan IKM lokal pada Program JPS Gemilang dan penanganan pandemi Covid-19.

“Langkah tegas dan cerdas duet Gubernur Zul dan Wagub Umi Rohmi memberdayakan UKM dan IKM lokal di NTB di masa pandemi menghantarkan NTB meraih urutan kedua terbaik seIndonesia dalam realisasi APBD setelah setelah DKI Jakarta,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Drs. H. Lalu Gita Aryadi, saat menjadi narasumber pada “Bincang-bincang Fiskal dan Percepatan Penyerapan Anggaran Semester II Tahun 2020” yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTB, Kamis (16/7/2020) di Hotel Aston Inn Mataram.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi NTB yang sudah memenuhi angka 44 persen atau 2,3 Triliun dari 5, 607 Triliun APBD Murni. Masa pandemi Covid-19 mengakibatkan terkoreksi 600 Miliar, juga akibat dana transfer yang mengalami penurunan. PAD juga terkoreksi, sehingga dilakukan refocusing dan relokasi untuk tiga program utama. “Penyerapan APBD 44 persen ini melebihi angka penyerapan target Nasional sebesar 40 persen,” urai mantan Karo Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB ini.

Menurut Lalu Gita kebijakan Stimulus Ekonomi JPS Gemilang yang menggunakan produk UMK dan IKM lokal di NTB merupakan salah satu faktor kunci dalam serapan anggaran APBD. Menggunakan produk lokal UKM dan IKM NTB untuk dibagikan kepada masyarakat melalui JPS Gemilang, melahirkan inovasi dan inspirasi baru yang menjadi titik tumpu dalam pemberday ekonomi masyarakat.

Penggunaan dana Stimulus Ekonomi untuk mendukung pemberdayaan UKM dan IKM dinilai tepat. Perangkat Daerah digerakan menfasilitasi pembedayaan dunia usaha agar roda ekonomi terus bergerak. Pemberdayaan yang melibatkan banyak UKM dan IKM di NTB mampu melahirkan kluster-kluster dunia usaha sehingga memudahkan pemerintah daerah memetakan potensi SDA dan SDM untuk keberlangsungan usaha masyarakat.

Ditambahkannya, produk lokal diserap oleh pemerintah dengan membeli hasil produksi untuk dibagikan melalui program Jaring Pengaman Sosial, sehingga masyarakat tetap produktif walau dalam kebijakan “stay at home”.

“Sebenarnya ini langkah yang berani, dan masyarakatpun tersenyum, itu rohnya,” jelas Mantan Kepala DPMPTSP NTB ini.

Selain itu, upaya cepat dalam menangani dan memutus mata rantai menyebaran Covid-19 diberbagai sendi kehidupan juga salah satu faktor dalam penyerapan anggaran.

Memasuki kenormalan baru, sektor pariwisata yang paling terdampak perlahan mulai menemukan jati dirinya untuk kembali bangkit melalui slogan NTB “Nurut Tatanan Baru”. Destinasi wisata diwilayah zona kuning dan hijau secara bertahan dibuka dengan syarat menerapkan protokol Kesehatan yang ketat.

“Ini upaya pemerintah daerah mengembalikan keadaan dan citra ekonomi serta sektor lain sebagai upaya terus mengembalikan keadaan sehingga serapan dan realisasi APBD Anggaran Semester II Tahun 2020 memenuhi target,” tutur Sekda.

Selain itu ia berharap sinergi dan kerjasama seluruh pemerintah daerah dan lembaga pemerintah lainnya di NTB akan merealisasi Percepatan Penyerapan Anggaran Semester II Tahun 2020.(ris/r)

No Comments

Leave a Reply