Praya (Global FM Lombok)- Dua bandara dipersiapkan sebagai bandara cadangan untuk menampung limpahan pesawat yang mungkin tidak tertampung di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) pada gelaran World Superbike (WSBK) mendatang. Dua bandara itu, Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali serta Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin Sumbawa.
Demikian diungkapkan General Manager Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) Cabang Lombok, Buyung Prastiyono, akhir pekan kemarin. Ditemui di Kantor Airnav Lombok di BIZAM, Buyung mengatakan, pihaknya sudah menyusun prosedur penanganan pesawat selama event WSBK berlangsung nantinya. Termasuk penanganan ketika appron BIZAM sudah penuh oleh pesawat, karena satu dan lain hal. Dengan mengarahkan pesawat-pesawat yang akan tinggal untuk waktu lama ke Bandara Ngurai Rai Denpasar dan Bandara Sumbawa.
Sehingga tidak sampai mengganggu operasional BIZAM. Para calon penumpang pesawat juga bisa tetap terlayani. “Untuk pesawat jenis ATR nanti akan diarahkan parkir di Bandara Sumbawa dan Bandara Ngurah Rai untuk jenis pesawat selain ATR, jika apron BIZAM sudah penuh. Sambil menunggu slot parkir di BIZAM tersedia,” sebutnya.
Disinggung kemungkinan menggunakan eks bandara Selaparang, Buyung mengaku agak sulit. Karena untuk mengaktifkan kembali eks bandara Selaparang harus dilakukan assesment jauh hari sebelumnya untuk memastikan run way serta apron siap didarati pesawat. Mengingat, sudah cukup lama eks Bandara Selaparang berhenti beroperasi.
Belum lagi, harus dilakukan mobilisasi personil serta sarana pendukung untuk bisa mengoperasilan kembali bandara Selaparang, meski hanya sebagai bandara cadangan. “Dari sisi keselamatan penerbangan, kita tidak rekomendasi eks bandara Selaparang sebagai bandara cadangan. Karena belum ada proses assesment sebelumnya. Untuk memastikan eks bandara Selaparang bisa dioperasikan kembali,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah terkait penyiapan bandara cadangan tersebut, Minggu (14/11/2021) Stakeholder Relations Manager PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA) mengaku pihaknya belum mendapat informasi terkait hal itu. Namun selaku pengelola bandara, pihaknya menyerahkan sepenuhnya soal penanganan aspek pengaturan lalu lintas udara kepada yang pihaknya berwenangan. Dalam hal ini Airnav Lombok.
“Mereka (Airnav Lombok) yang lebih paham soal pengaturan lalu lintas udara. Jadi mereka yang paling pas terkait pengaturan lalu lintas udara,” jawabnya. Saat ini kapasitas daya tampung pesawat di appron BIZAM sendiri sekitar 16 pesawat pada waktu bersamaan. Dengan konfigurasi 6 pesawat berbadan lebar (wide body) serta 12 pesawat narrow body. Dari sebelumnya hanya 10 pesawat saja. (kir)
No Comments