Surabaya (Global FM Lombok)- Jepang membutuhkan 100 ribu tenaga perawat yang didatangkan dari luar negeri termasuk dari Indonesia. Namun penyalur TKI di dalam negeri hanya mampu memenuhi permintaan tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit.
Pemilik PT. PDS Maxixe Mantofa saat menerima kunjungan pimpinan DPRD NTB dan rombongan media asal Mataram di Pasuruan, Kamis (11/10) lalu mengatakan, pihaknya membuka kesempatan yang luas bagi calon TKI dari daerah manapun yang berminat bekerja di Jepang. Namun syarat menjadi tenaga kerja di sana memang sangat tinggi, baik dari segi penguasaan bahasa, kesehatan dan keterampilan.
Ia menuturkan, perusahaannya melatih dan menempatkan sekitar lima ribu orang TKI ke sejumlah negara seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Malaysia, Hongkong Taiwan, dan Aljazair. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen yang berasal dari Provinsi NTB. Ia mengklaim, calon TKI yang dididiknya sudah mampu memenuhi persyaratan negara penempatan sehingga tingkat kesuksesan nyaris 100 persen.
Adapun sektor penyaluran TKI yang dikirim melalui perusahaanya meliputi PRT, perawat, pabrik, konstruksi, ladang, cleaning service, barista dan pramugari. “ Terus terang kami kewalahan menerima orderan dari negara penempatan. Karena mereka sangat tertarik dengan tenaga kerja yang terampil dan profesional. Tidak semua calon TKI juga kami terima, karena harus ada kreteria tertentu,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD NTB H Abdul Hadi mengatakan, Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Provinsi NTB harus mampu melatih calon tenaga kerja agar mampu memenuhi kualifikasi negara penempatan. Banyak BLK milik swasta sekaligus penyalur TKI di Jawa yang menghasilkan lulusan yang andal sehingga memberi dampak positif bagi TKI asal NTB. Profil BLK swasta yang baik bisa dicontoh oleh BLK NTB. (ris)
No Comments