Jelang New Normal, Pelaku Pariwisata Anggap Kondisi Sekarang Masih Sulit

Global FM
29 Jun 2020 17:14
2 minutes reading
Ilustrasi pariwisata lombok (Global FM Lombok/istilah)

Mataram (Global FM Lombok) – Kebijakan new normal atau kenormalan baru yang sedang digaungkan oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19 ini, belum berdampak terhadap pelaku pariwisata terutama perhotelan dan juga usaha travel agent. Meski destinasi wisata sudah dibuka, pemesanan hotel dan jasa perjalanan wisata masih sangat rendah.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Awanadhi Aswinabawa Senin (29/6) di Mataram mengatakan, saat ini pengunjung yang datang lebih banyak dari kalangan pebisnis. Sehingga akomodiasi dan transprtasi sudah disiapkan. Namun pemesanan untuk jasa pemandu wisata dalam waktu dekat ini masih belum ada.

“Sangat berat. Ya tapi yang kebanyakan datang ini pembisnis. Kalau tidak pembisnis, ya mungkin di pemerintahan kali ya. Ya kalau hotel mereka sekarang bisa booking langsung ke hotel. Masih sangat sedikit lah untuk jasa travel agen. Masih sangat jauh dah,”keluhnya

Ditambahkan Awan, kunjungan wisatawan mancanegara untuk saat ini belum bisa diharapkan. Pasalnya, sejumlah negara masih memberlakukan lockdown dan warga setempat tidak diizinkan untuk berpergian. Misalnya, negara Singapura baru akan mengizinkan warganya untuk berpergian pada pertengahan bulan Desember mendatang. Dengan peraturan yang ada di masing – masing negara tersebut, saat ini para pelaku travel agen masih mengandalkan dari wisatawan lokal.

“Perkiraan kita tahun depan kali ya. Kalau sekarang itu untuk turis lokal. Kalau untuk internasional masih jauh,”katanya
Sementara untuk usaha perhotelan juga mengalami hal yang sama. Sebagaimana dikatakan Ketua Kehormatan PHRI NTB, I Gusti Lanang Patra. Ia mengatakan, untuk saat ini hanya sebagian hotel saja yang sudah mulai beroperasi. Kendati demikian, kondisi saat ini masih dianggap cukup berat. Pasalnya, pelaksanaan MICE atau kegiatan pertemuan masih sangat kurang.

Meskipun beberapa hotel sudah mulai menggelar MICE, namun dengan skala lokal. Sedangkan untuk skala nasional belum bisa diharapkan. Terlebih lagi keuangan pemerintah pusat hingga daerah masih belum membaik. Selain itu, syarat untuk bisa melakukan perjalanan antar provinsi harus memenuhi persyaratan yang cukup banyak.

“ Ya kan ada beberapa hotel sudah menyelenggarakn MICE tentu dengan tatanan baru yang sesuai dengan SOP tadi. Ya sifatnya lokal saja. Kalau pertemuan berskala nasional beum ada karena persyaratan untuk naik pesawat kan banyak. MICE kita, dulu kan event – event kebanyakan dari pemerintah, kita tahu lagu kondisi APBN dan APBD kayak apa kita kan berat,”katanya.(azm)

No Comments

Leave a Reply