Mataram ( Global FM lombok)- Jalur pendakian Gunung Rinjani sudah ditutup sejak hari Minggu 29 Juli lalu pasca gempa berkekuatan 6,4 SR. Pendakian ke Rinjani sudah tidak boleh lagi dilakukan lantaran beberapa jalur pendakian mengalami kerusakan. Penutupan Rinjani ini diberlakukan sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Karena saat gempa terjadi, struktur tanah berubah sehingga bisa mengancam keselamatan jiwa para pendaki.
Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono kepada Global FM Lombok, Rabu ( 1/8) mengatakan, saat ini seluruh pendaki serta tim evakuasi sudah keluar dari kawasan TNGR. Kawasan TNGR benar-benar sudah steril tanggal 31 Juli jam 19.30 Wita kemarin setelah proses evakuasi pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani sudah berakhir.
“Efek gempa ini menimbulkan kerusakan yang cikup parah di jalur-jalur pendakian, hampir semuanya terpengaruh. Dan untuk membuka jalur ini, tentunya tidak mudah. Di dalam kawasan, kita tidak bisa bawa alat berat, pasti membutuhkan waktu lama. Yang kedua Ketika ada gempa besar maka struktur tanah bisa berubah, sehingga ini bisa menjadi daerah yang rawan terhadap bencana,” kata Sudiyono, rabu (1/8)
Pendaki yang sudah berhasil dievakusi sebanyak 1.226 orang yang terdiri dari WNA sebanyak 696 orang dan WNI sebanyak 530 orang. Pihak Ditjen Konservasi Sumber daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK akan segera melakukan penelitian dan pengkajian dengan melibatkan para ahli. Penelitian untuk mengetahui lebih detail soal keamanan jalur pendakian,pendakian jalur alternatif evakuasi serta prediksi pola kegempaan dan letusan serta dampak pendakian.
Ia mengatakan, selama penutupan Rinjani ini, TNGR ingin memulihkan psikologi guide porter yang setiap hari bekerja di Gunung Rinjani guna melayani para pendaki. Pemulihan ini sangat penting untuk menyembuhkan trauma pada mereka.(ris)-
No Comments