Jaga Laju Inflasi Daerah, BI NTB Dukung Pengembangan “Padi Amphibi”, Ini Keunggulannya

2 minutes reading

Mataram (Global FM Lombok)-

Bank Indonesia (BI) secara konsisten terus berupaya untuk menjaga agar tingkat inflasi di Provinsi NTB tetap terkendali di kisaran target yang telah ditetapkan (2,5 ± 1%). Salah satu upaya pengendalian inflasi ini dilakukan melalui peningkatan produktivitas komoditas pangan dengan dukungan dan fasilitasi untuk pengembangan varietas baru yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat.

BI NTB bersama Pemda Lombok Tengah menggelar Kick Off Tanam Perdana dan Pengembangan Demplot Varietas Padi Gama Gora 7 tersebut di Desa Pengembur Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, Kamis 16 Mei 2024.

Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Winda Putri Listya mengatakan, dengan menggandeng kelompok Remaja Tani yang notabene digerakkan oleh Generasi Milenial dengan pendekatan pertanian organik, Bank Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan demplot varietas Gamagora 7 dan optimalisasi pemanfaatan limbah untuk menekan biaya produksi serta mendorong produktivitas hasil pertanian sebagai salah satu strategi ketersediaan pasokan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih lanjut dilaksanakan pula kegiatan FGD Potensi Perluasan Padi Varietas Gamagora 7 di Provinsi NTB yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota seluruh NTB. Kehadiran peserta tersebut untuk memberikan gambaran kondisi pertanian terkini, potensi dan peluang di masing-masing daerah.

”Diskusi yang dilaksanakan diharapkan dapat memacu dan mempersiapkan daerah lainnya, sehingga pengembangan Padi Varietas Gamagora 7 tidak hanya diimplementasikan di Kabupaten Lombok Tengah saja,” katanya.

Lalu apa saja keunggulan Varietas Padi Gamagora 7 ? variatas ini merupakan hasil pemuliaan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gajah Mada, Dr. Ir. Taryono, M.Sc. Varietas ini telah melalui tahap uji multilokasi di 8 lokasi lahan sawah dan 6 lokasi tadah hujan sehingga Gamagora 7 ini disebut juga dengan istilah Padi Amphibi yang berdaya hasil tinggi serta adaptif terhadap perubahan iklim sehingga diyakini akan cocok untuk dikembangkan di NTB.

Selain Perakitan Gamagora 7 menggunakan induk varietas Rajalele asal klaten sehingga mutu fisik beras  dan mutu organoleptik  (rasa dan aroma) cenderung lebih baik. Kelebihan lain dari Gamagora diantaranya adalah tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat biotipe 2, hawar daun bakteri patotipe 3, dan penyakit blast ras. Selanjutnya umur panen yang lebih pendek dibanding varietas lainnya yaitu kurang dari 104 hari sehingga dapat menambah siklus tanaman, dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Dari sisi produktivitas, Gamagora 7 juga memiliki potensi produksi GKG sebesar 9,80 ton/ha dengan rata-rata produksi sebesar 7,95 ton/ha. Selain itu, Gamagora 7 memiliki recovery rate yang tinggi, memungkinkan untuk padi tumbuh kembali walaupun kurang air.(ris)

 

No Comments

Leave a Reply