Mataram (Global FM Lombok)-
Jelang pemungutan suara di Pilkada Kota Mataram, dominasi paslon petahana Mohan – TGH Mujiburrahman (HARUM) terlihat mendapatkan tantangan serius dari paslon penantang AQUR (Lalu Aria Dharma dan Weis Arqurnain).
Paslon Nomor Urut 1 dengan Jargon “Membangun dari Kampung” ini tidak bisa dipandang sebelah mata, keberaniannya muncul sebagai satu-satunya penantang petahana dianggap sebagai satu langkah yang berani dan meyakinkan, karena dinilai penuh kalkulasi dan pemetaan politik. Hal ini menandakan paslon AQUR sangat yakin bisa mengungguli petahana.
Pengamat Politik UIN Mataram Dr. Ihsan Hamid menilai paslon AQUR dapat mengalahkan calon petahana dengan beberapa analisa berikut ini:
Pertama, dengan dua paslon yang tampil sebagai Cakada di Kota Mataram memang cendrung merugikan petahana, hal ini seperti yang pernah terjadi di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Saat itu hampir semua lembaga survei memenangkan Ahok, namun faktanya justru Anies Baswedan dapat menumbangkan Ahok.
Hal ini juga saya baca akan terjadi di Kota Mataram. Walaupun survei awal beberapa survei sempat mengunggulkan petahana, namun dengan kerja politik tim AQUR yang sangat solid mereka dapat mengejar.
Head to Head yang terjadi di Kota Mataram cendrung akan menguntungkan AQUR karena pemilih hanya disuguhkan dua pilihan.
Pemilih Silent Majority di Kota Mataram itu cukup banyak, seperti pemilih rasional yang bosan dengan petahana pasti akan memilih AQUR. Atau pemilih yang banyak dikecewakan oleh petahana juga pasti akan ke AQUR, belum lagi dukungan yang terus mengalir ke AQUR seperti dari jamaah NW dan beberapa simpul perkumpulan masyarakat seperti Masyarakat Bima dan Sumbawa yg tinggal di Kota Mataram.
Situasi dan fenomena seperti ini akan menjadi keuntungan besar bagi penantang jika head to head seperti saat ini.
Kedua, saya melihat Paslon AQUR memilik pemilih yang cenderung militan dan tersebar merata hampir di semua lingkungan ataupun kecamatan di Kota Mataram. Walaupun mereka adalah calon penantang, tapi tokoh-tokoh utama dan parpol pendukung yang ada di balik mereka dikenal memiliki pemilih yang sangat militan dan bekerja totalitas, seperti partainya PPP, PKS, PAN dan Hanura.
Ketiga, saya melihat jaringan infrastruktur pemenangan paslon AQUR ini baik yang berasal dari unsur tim sukses, relawan, maupun jaringan tim sukses dari unsur partai politik ini bekerja sangat massif dan terstruktur sehingga kerja-kerja pemenangnya terlihat semakin solid dan kokoh.
Saya perhatikan mereka kerja canvassingnya sangat massif door to door dan biasanya ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan cara hanya kampanye dialogis yg mengumpulkan ribuan massa di suatu tempat seperti lapangan umum.
Keempat, Paslon AQUR ini saya lihat juga sangat siap dengan logistik akhir. Dimana logistik akhir ini merupakan faktor dominan yang dianggap sebagai faktor akhir penentu kemenangan juga.
Kelima, jargon AQUR yang mengambil prinsip “Membangun dari Kampung” ini juga unik dan memiliki magnet elektoral cukup kuat, karena saya lihat publik Kota Mataram sangat paham untuk wajah kota saat ini sudah bagus, namun jika masuk ke gang-gang kecil pemukiman padat penduduk ternyata disitu masih menyisakan banyak masalah seperti kemiskinan, maslah kebersihan, kesehatan, fasilitas publik, dan seterusnya.
Sehingga di sini AQUR akan mulai membangun dari hilir ke hulu, dan konsep ini membuat para kaling “Kepincut” untuk memilih AQUR karena mereka nanti akan sangat berperan menjadi garda terdepan sebagai pihak yang akan diajak kolaborasi.
Selain itu, Doktor Politik yang dikenal memiliki analisa presisi ini juga menganggap tingginya peluang AQUR menang mengalahkan petahana juga bisa dipengaruhi faktor personal dan kepemimpinan paslon.
Paslon AQUR dinilai sebagai sosok yang lebih dekat dengan rakyat, bersih dari praktik korupsi, serta memiliki rekam jejak kerja nyata selama menjabat sebagai birokrat dan Sekwan DPRD Kota Mataram.
Begitu juga wakilnya yang merupakan tokoh muda yang dikenal sebagai Tuan Guru Kondang Alumnus Kampus Agama Terkemuka di Dunia Universitas Al-Azhar Mesir. Kedekatan dengan masyarakat ini menjadi nilai plus yang signifikan.
Walaupun berpotensi akan dapat mengalahkan petahana, Ihsan tetap menekankan pentingnya menjaga soliditas kerja tim dan memastikan kerja sama berjalan maksimal, karena kompetisi di Pilkada Kota ini sangat kompetitif.
“Kemenangan tidak akan mudah diraih jika kerja-kerja tim tidak dikontrol dengan teliti dan rapi”.
Jika ingin menciptakan sejarah baru di Pilkada Kota Mataram dengan mengalahkan petahana maka kerja tim tidak boleh surut dan kendor wajib lebih bersemangat dan kerja keras disisa waktu yg tinggal menghitung hari.(*)
No Comments