Mataram ( Global FM Lombok)- Hingga saat ini baru segelintir UMKM di provinsi NTB yang mampu memasukkan produknya di perhotelan. Pihak hotel mengaku memiliki ketentuan khusus jika ingin bermitra dengan pelaku UMKM terutama yang berkaitan dengan produk penunjang wisata.
Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Reza Bovier mengatakan, setidaknya terdapat lima tantangan UMKM di NTB diantaranya terkait suplay produk dan permintaan. Pelaku UMKM diminta bisa mengatasi tantangan ini karena pihak hotel biasanya tidak akan membeli dalam bentuk eceran, melainkan dalam jumlah besar.
Selain itu, hotel dan UMKM harus bisa sepakat terkait system pembayaran produk karena hotel paling singkat akan membayar kepada UMKM pemasok dua minggu sekali. Yang tidak kalah pentingnya yaitu sertifikasi laik dari Dinas Kesehatan, kehalalan dari MUI serta tanggal kadaluarsa harus tercantum di produk tersebut.
“Lima tantangan UMKM, suplay dan permintaan, hotel tidak akan beli eceran. System pembayaran juga karena kami tidak bisa tunai, minimal dua minggu. Kami siap naikkan margin 10 persen dari harga pasar sebagai konsekwensi penundaan pembayaran itu. Selanjutnya spsifikasi program, bahan camilan dari mana, sertifikasi laik sehat dai Dikses dan halal serta ada keterangan kadaluarsa.” Kata Reza Bovier.
Reza Bovier mengatakan, produk-produk aminitas atau produk habis pakai seperti sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, shampoo, sisir, sandal hotel dan lain-lain semuanya masih dipasok dari luar NTB. Memang pernah sejumlah UMKM yang mulai kerjasama dengan hotel, namun mundur karena tidak mampu memenuhi ketentuan bisnis. Karena itu dia mendorong pemerintah daerah dan semua pihak agar meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM sehingga bisa diterima di pasar pariwisata.(ris) –
No Comments