Hikayat Mamiq Mudji dan Pertobatan Para Maling 

Global FM
2 Aug 2020 20:35
4 minutes reading
H.Lalu Mudjitahid saat menghadiri Diskusi Terbtas Suara NTB tahun 2019 ( Suara NTB)

Mataram (Global FM Lombok)- SESEPUH masyarakat Sasak ( NTB) Drs. H.Lalu Mudjitahid kini sudah berpulang. Almarhum meninggal dunia hari Sabtu 1 Agustus 2020 di RSUD NTB. Ia menjadi sosok yang banyak dikenang oleh masyarakat NTB karena terobosan-terobosannya selama menjadi pejabat, baik saat menjadi Camat Tanjung, Walikota Administratif Mataram hingga saat menjadi Bupati Lombok Barat.

Ada banyak program unggulan yang lahir dari tangan Mamiq Mudji, panggilan akrabnya. Salah satunya adalah keberhasilannya dalam bidang kamtibmas. Saat menjabat sebagai Bupati Lombok Barat (Lobar) selama dua periode 1989 – 1999, ia berhasil menciptakan keamanan lingkungan dengan pendekatan humanis kepada kelompok atau pelaku kejahatan.

Dalam biografi “Mudjitahid, Kepemimpinan Sasak – Nusantara” (2015) yang ditulis oleh Hermansyah Pany, disebutkan satu cerita menarik tentang cara Mamiq Mudji menghentikan atau paling tidak meminimalisir kasus kejahatan pencurian di kalangan masyarakat Lobar pada medio 1990-an silam.

Pada dekade itu digambarkan sebagai masa yang rawan pencurian ternak milik warga. Maling tidak hanya mengambil harta benda, namun juga mengancam jiwa para korbannya. Beberapa kasus kriminalitas mencuat ke permukaan. Misalnya aksi pencurian di Kecamatan Narmada yang berakhir dengan pembunuhan pemilik sapi. Korbannya kala itu adalah seorang guru madrasah.

“Saya betul-betul terpukul ketika bertandang ke rumah guru madrasah itu. Dengan gaji hanya beberapa puluh ribu yang sedikit demi sedikit ditabung dengan susah payah untuk membeli sapi. Perjalanan hidupnya berakhir seperti itu,” kata Mamiq Mudji seperti yang ditulis oleh Hermansyah Pany dalam biografinya.

Hati Mamiq Mudji tercabik-cabik melihat anak istri guru madrasah yang bersimpuh dan menangis di hadapan jenazah yang terbujur kaku itu. Nuraninya terusik oleh pemandangan itu, sehingga penanganan keamanan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Berangkat dari sepotong peristiwa  yang menyedihkan itulah, Mamiq Mudji akhirnya mulai menyusun konsep bagaimana memulai kampanye perang melawan maling.

Kalau ingin selamat, maling hanya punya sedikit pilihan yaitu bertobat dan menjadi warga baik-baik tanpa dihantui proses hukum, atau kalau tidak memilih bertobat, para maling terancam dihabisi oleh warga dan aparat yang gerah dengan aksi-aksi mereka. Ia mendorong warga tidak takut membunuh maling jika terdesak.

Sejak kampanye perang melawan maling mulai digencarkan, Mamiq Mudji mulai didatangi para tamu dari kalangan tokoh maling. Ia mengajak tamu yang tidak dikenal itu untuk ikut sholat berjamaah di musholla yang ada di kediamannya. Si tokoh maling ternyata curhat kepada bupati karena merasa takut setelah gencar kampanye melawan maling itu disuarakan. Warga kompak dan tanpa rasa takut lagi melawan maling. Mereka sangat tersudut hanya dalam beberapa pekan setelah kampanye itu dimulai.

“Inti dari pertemuan itu, para maling berniat bertobat asalkan dijamin tidak diproses hukum,” tulis Hermansyah Pany.

Pertemuan dengan salah seorang tokoh maling itu kemudian berlanjut ke forum kecil-kecilan dengan para peserta yang berbeda. Tamu-tamunya Mamiq Mudji pun datang dari berbagai wilayah untuk mendiskusikan terkait kamtibmas di Lobar.

Agar pelaku tindak kriminalitas itu betul-betul ingin bertobat, Mamiq Mudji waktu itu menyiapkan model bantuan untuk membantu sekitar 300 maling se Lobar yang ingin insyaf. Ia mengumpulkan para pengusaha untuk membantu penyediakan sapi bagi maling yang ingin menjadi peternak. Ada pula yang diberikan motor bekas untuk menjadi pengojek dan sejumlah pekerjaan lainnya. Para istri maling yang bertobat itu juga disiapkan modal usaha untuk menjadi pedagang bakulan guna membantu perekonomian keluarga.

Dengan model pendekatan seperti itu, dalam waktu yang relatif singkat angka kasus pencurian menjadi nyaris nihil di Kabupaten Lobar. Kondisi ini memberi andil yang besar bagi pembangunan sosial kemasyarakatan di daerah ini.

Asisten III Setda NTB Dr. H.Lalu Syafii mengatakan, sosok H.Lalu Mudjitahid berperan besar dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sejalan dengan dikampanyekannya Gerakan Sadar Kamtibmas. Dari gerakan tersebut, kemudian setiap dusun dan desa bisa membentuk awiq-awiq atau atauran adat yang disepakati warga sehingga tercipta rasa aman di kalangan masyarakat.

Tokoh masyarakat Lobar TGH Muharror Mahfudz juga mengapresisasi program kampanye melawan maling yang diciptakan oleh H.Lalu Mudjitahid saat menjadi Bupati Lobar. “ Beliau menggerakkan masyarakatnya sejak subuh dan bergerak hingga sore bahkan hingga malam hari. Ketika mengkampanyekan pertobatan melawan maling, ia terlibat total, ikut turun ke dusun-dusun hingga dini hari,” tutur TGH Muharror dalam buku biografi tersebut.

Gagasan memberantas maling di Lobar juga dipuji oleh Ketua MUI NTB Prof H Saiful Muslim. Masyarakat berhasil dibangkitkan rasa percaya dirinya melawan para maling yang sangat meresahkan. Kalau ada ratusan orang pentolan maling ingin bertobat kata Saiful Muslim, maka hal itu tidak terjadi secara instan. Pasti ada proses panjang di balik hal itu.

Begitulah pola pendekatan Mamiq Mudji untuk menghentikan aksi para pencuri ternak di Lobar tahun 1990-an dan banyak mendapat apresiasi dari masyarakat karena terbukti efektif menekan angka pencurian ternak. (ris)  

No Comments

Leave a Reply