Hasil Kebun Melimpah, Petani di KLU Masih Belum Untung

Global FM
1 Oct 2015 14:48
3 minutes reading
akses jalan yang sempit di desa Genggelang Lombok Utara.

akses jalan yang sempit di desa Genggelang Lombok Utara.

Tanjung (Global FM Lombok)- Hasil perkebunan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Lombok Utara (KLU) seperti kopi, kakao, cengkeh, pisang, durian, kelapa dan lain sebagainya cukup melimpah. Namun sejumlah kelompok tani justru belum merasakan keuntungan dari usaha yang dijalankan lantaran nilai jualnya masih rendah. Salah satu kelompok tani yang belum menikmati melimpahnya hasil perkebunan yaitu kelompok tani yang ada di dusun Lias Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Ketua kelompok tani di dusun setempat Wayan Sadura menuturkan, pihaknya cukup sulit memasarkan hasil perkebunan yang dihasilkan para petani. Kondisi ini tidak terlepas dari masih buruknya infrastruktur jalan di dusun Lias. Akses masuk ke kebun salak, durian dan kakao misalnya baru bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat masih belum bisa melintas karena jalannya sempit dan cukup terjal.

“ Jarang sampai bos besar seperti dari Mataram yang langsung masuk ke sini. Kita jualnya ke tengkulak yang harganya jauh lebih rendah dengan harga pasaran yang ada di Mataram. Harapan kita disini bagaimana agar pemerintah bisa memfasilitasi untuk penjualan atau menfasilitasi dari bos-bos besar agar langsung membeli ke petani” kata Sadura.

Dia menuturkan, adanya perbedaan harga komoditas di tingkat petani dengan di Mataram atau di luar daerah membuat para petani di wilayah Genggelang dan sekitarnya belum sejahtera. Dia mencontohkan harga satu kilo kakao kering di tingkat petani sebesar Rp 25 ribu, sementara di Mataram sekitar Rp 30 ribu. Sementara pisang harganya Rp 200 ribu per seribu biji. Sementara diluar daerah seperti Bali, harganya antara 500 ribu sampai 1 juta per seribu biji.

Sementara Kepala Tata Usaha Bakorluh Provinsi NTB M Riady mengatakan, Bakorluh berupaya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian masyarakat. Salah satu produk yang sudah dikemas yaitu kopi prabe dalam bentuk saset. Keunggulannya yaitu produk kopi organic sesuai dengan gaya hidup modern.” Untuk di dusun Lias ini, tugas kami bersama penyuluh yang akan berjuang di level kabupaten. Jika tidak bisa, maka bisa di level provinsi” katanya.

Dia juga menyarankan agar kelompok tani di wilayah ini membuka lapak langsung di Mataram setiap musim buah-buahan agar nilai tambah bisa diperoleh oleh petani secara langsung.” Tidak hanya pengepul yang mencari untung” katanya

Sementara itu, anggota DPRD NTB M Hadi Sulthon yang berdialog langsung dengan para petani di desa Genggelang Selasa (29/9) kemarin mengatakan, akses jalan di beberapa dusun di desa Genggelang memang perlu diperbaiki agar hasil kebun masyarakat memiliki nilai tambah yang besar. Bahkan anggota dewan dari fraksi PAN ini ingin menjadikan “Wisata Buah” di desa Genggelang agar penikmat buah dari Lombok bisa berwisata ke tempat ini.

“ Insya Allah, jalan di dusun ini tahun 2016 bisa kita usulkan ke pemerintah daerah agar dibangun, sehingga akses jalannya bisa lebih bagus” katanya.(ris)

 

No Comments

Leave a Reply