Mataram (Global FM Lombok)- Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram meroket mencapai Rp 100 ribu per kg. Kondisi ini tentu memberatkan masyarakat, khususnya para pedagang kuliner yang menjadikan cabai sebagai bahan bumbu utama. Terkait hal itu, Pemprov NTB akan mengeveluasi sejumlah program yang telah digalakkan untuk mencegah melambungnya harga cabai di dalam daerah.
Hal itu dikatakan ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB, H. Rosiadi Sayuti di Islamic Center Mataram, usai shalat Jum’at, (6/1). Ia mengakui bahwa program off season atau menanam cabai sepanjang tahun di Dinas Pertanian dan program menanam cabai di pekarangan yang diluncurkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, belum epektif untuk mencegah melambungnya harga komoditas yang pedas itu. Karenanya, kedua program itu akan dievaluasi untuk mengetahui letak persoalannya.
“Itu rupanya belum epektif. Kita akan evaluasi. jadi program kita dari TPID itu off season kemudian penanaman di rumah tangga ini kita evaluasi rupanya belum epektif untuk mencegah naiknya harga cabai. Itu memang yang kita cek apa persoalannya. Mudah-mudahan tidak terlalu besar dampaknya ke inflasi. Mungkin dia tidak berefek domino ke bahan pokok yang lain, itu yang penting”,ujarnya.
Meski cabai ini diprediksi akan menyumbang inflasi, ia berharap pengaruhnya tidak akan terlalu besar. Kendati harganya melambung tinggi, masyarakat tetap membelinya karena merupakan kebutuhan. Meroketnya harga cabai ini, disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan ketersediaan stok berkurang. Sementara sejumlah daerah yang menjadi sentra produksi di pulau Lombok adalah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan juga Lombok Barat. (dha)-
No Comments