Harga Bawang Merah Anjlok, Pemda Diminta Fasilitasi Petani Melalui Forum Pemda

Global FM
26 Sep 2018 13:45
2 minutes reading

Bawang merah produksi petani NTB

Mataram (Global FM Lombok)- Harga bawang merah di NTB masih anjlok sejak memasuki musim panen sebulan terakhir. Anjloknya harga bawang merah ini membuat petani merugi, karena harga jual tak sesuai dengan biaya produksinya. Karena itu pemerintah daerah diharapkan bisa membantu petani bawang agar harga komoditas ini tetap stabil.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi NTB Sabri M Amin kepada Global FM Lombok mengatakan, pemerintah daerah bisa membantu petani dengan cara memfasilitasi penjualan produk pertanian ke daerah lain. Salah satu jalur perdagangan ini melalui Forum Pemda yang secara rutin melakukan pertemuan. Bawang yang dihasilkan dari NTB bisa dikirim ke daerah lain yang membutuhkan bawang merah, sehingga harganya bisa lebih stabil.

“Seharusnya melalui Forum Pemerintah Daerah, kalau memang dia betul-betul berpihak kepada petani. Daerah mana sih yang membutuhkan bawang, namun dari segi alamnya tidak mendukung. Di Indonesia kan seperti itu. Harus ada yang memebantu pemerintah, oh ya saya mempunyai bawang, bisa tidak diserap di provinsi ini. Pemerintah inilah yang memiliki kewenangan seperti itu,” kata Sabri M Amin, Selasa (25/09).

Ia mengatakan, anjloknya harga bawang merah di NTB lantaran sudah memasuki musim panen dengan kualitas yang rata-rata bagus. Tidak hanya di NTB, di beberapa daerah di Indonesia juga sedang panen sehingga pengiriman keluar daerah menjadi tidak begitu lancar.

Di NTB, wilayah Kabupaten Bima menjadi sentra penanaman bawang merah terbesar. Petani setempat beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa guna memprotes turunnya harga bawang ini. Dari laporan petani setempat, harga jual bawang merah terus menurun. Bulan Agustus lalu, petani sempat mampu menjual dengan harga 1,4 juta per 100 kg. Namun kini harganya tak mampu menembus angka Rp 1 juta. Bahkan harganya sekitar 700 – 800 ribu per 100 Kg untuk bawang dengan kualitas super (ris)

No Comments

Leave a Reply