Praya (Global FM Lombok)- Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah mencatat, jumlah kasus gizi buruk sampai dengan bulan November ini mencapai angka 24 kasus. Dari jumlah itu, dua orang diantaranya meninggal dunia karena sakit jantung. Jumlah kasus gizi buruk tahun ini berkurang dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 38 kasus dengan dan memakan korban jiwa sebanyak dua orang juga.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, H. Kusriadi, Kamis (9/11). Ia mengatakan, gizi buruk ini tidak semata -mata disebabkan oleh asupan gizi kurang atau faktor ekonomi rendah. Pasalnya, anak dari keluarga yang mampu juga ada yang mengalami gizi buruk. Kasus gizi buruk lebih disebabkan oleh pola asuh anak. Karena banyak anak yang tidak diasuh oleh orang tua dan dititipkan kepada anggota keluarganya sehingga menyebabkan asupan gizi yang seharusnya diperoleh menjadi berkurang.
“Sampai sekarang ini jumlah kasusnya 24 yang meninggal dua orang. Sudah jauh menurun tidak seperti tahun 2005 lalu tempatnya booming. Tahun lalu jumlahnya 38 dan meninggal dua orang juga. Ini ada yang kita temukan dirawat di puskesmas sama di rumah sakit. Kita upayakan lakukan deteksi dini sama anak yang berisiko gizi buruk sehingga bisa dipulihkan. Makanya penting sekali posyandu”, katanya.
Ia menerangkan, kasus gizi buruk ini dialami oleh balita usia 0 sampai 5 tahun. Adapun bagi anak yang berpotensi gizi buruk diketahui melalui kegiatan posyandu sehingga bisa dilakukan pemulihan. Biasanya, anak yang murni hanya gizi buruk bisa dipulihkan dengan maksimal. Namun, yang berat adalah melakukan pemulihan kepada anak dengan penyakit penyerta seperti sakit jantung karena rentan berujung kepada kematian anak. (dha)
No Comments