Gagal Panen, Petani Garam di Lobar Merugi Ratusan Juta Rupiah

Global FM
19 Jan 2021 16:14
2 minutes reading
Petani garam di Sekotong alami gagal panen sehingga harus merugi ratusan juta rupiah (Sura NTB/her)

Giri Menang (Global FM Lombok)- Petani garam di wilayah Sekotong, Lombok Barat (Lobar) mengeluh lantaran puluhan ton garam yang sedang diproduksi mengalami gagal panen akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Akibat gagal panen ini, petani harus menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Ketua Kelompok Petani Garam Cendimanik Sekotong, Mahyudin mengatakan petani garam di daerahnya banyak yang gagal Panen. “Kami gagal Panen hingga puluhan ton akibat kondisi cuaca tidak menentu sejak beberapa bulan terakhir,”kata dia.

Di daerah itu terdapat 35 hektar lahan yang dikembangkan untuk garam dengan sistem gioisolator. Terdapat belasan hektar mengalami gagal panen hingga 75 ton di masa panen kedua. Padahal hasil panen garam biasanya dilakukan petani hingga tiga kali panen dalam satu kali produksi.

Selain karena sarana prasarana ladang garam yang kurang mendukung, kondisi tersebut juga terjadi akibat terjadinya musim penghujan yang membuat garam menjadi rusak dan tidak layak panen. “Biasanya petani dalam sekali panen mendapatkan 130 ton dari luas lahan 35 hektar, tapi di musim panen kedua ini petani hanya mendapatkan sebanyak 75 ton garam, akibat ada sekitar 15 hektar alami gagal panen,”terang dia.

Untuk mengurangi beban ekonomi dan mengganti kerugian tersebut, petani pun harus mengubah ladang garam mereka menjadi tempat penampungan bibit ikan bandeng.

Lahan seluas 35 hektar yang sebelumnya menjadi tempat memproduksi garam dipakai untuk budidaya bibit ikan. Hasilnya cukup untuk modal mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Upaya ini dilakukan petani untuk sementara waktu hingga kondisi cuaca normal kembali. Saat ini para petani garam sangat berharap perhatian dari pemerintah.

Sementara itu kepala Dinas Kelautan dan perikanan Lobar L Sukawadi mengatakan pemerintah sudah memberikan 300 ribu bibit ikan bandeng dan udang vaname kepada petani garam. Program ini dilakukan sebagai upaya menopang ekonomi petani di tengah cuaca buruk. Pihaknya sekaligus akan memberikan sarana prasarana pendukung dari anggaran Kementerian senilai Rp 1,7 miliar. (her)

No Comments

Leave a Reply