Mataram (Global FM Lombok)- Banjir telah melanda sebagian besar wilayah di NTB sejak Desember lalu. Kini banjir masih menggenangi wilayah kabupaten Sumbawa dan Kecamatan Sambelia, Lombok Timur sejak tiga hari yang lalu. Korban banjir paling banyak mengeluhkan penyakit kulit, sakit otot dan pusing-pusing. Pembangunan pos kesehatan di lokasi bencana sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan NTB melalui Tim Gerak Cepat (TGC).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Nurhandini Eka Dewi Kepada Global FM Lombok di Mataram, Jumat (10/2). Dia mengatakan, dari Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan juga segera turun tangan untuk memulihkan kondisi kesehatan korban banjir. Semua layanan kesehatan yang diberikan kepada korban banjir dan para pengungsi digratiskan.
“Jadi yang terakhir itu banjir Sambelia sama Sumbawa. Pertama, di semua daerah banjir kita membuat pos kesehatan. Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) melayani para korban banjir dan pengungsi. Selama banjir, pemeriksaan kesehatan semua digratiskan, sama dengan yang dilakukan di Bima kemarin itu” kata kata Nurhandini, Jumat (2/10)
Nurhandini mengatakan,salah satu yang diantisipasi oleh Dinas Kesehatan yaitu munculnya wabah kolera selama serta pascabencana. Karena wabah kolera rentan terjadi setelah bencana banjir akibat fasilitas air bersih milik masyarakat seperti sumur rentan tercemar. Saat ini polisasi sedang dilakukan oleh tim kesehatan di wilayah yang sudah surut untuk mencegah wabah kolera.
Di Sumbawa, dua puskesmas lumpuh total akibat terkena banjir yaitu Puskesmas Moyo dan Pustu Torok. Pemerintah daerah memindahkan pelayanan kesehatan ke lokasi yang lebih aman.
Dari laporan BPBD NTB, banjir di Kabupaten Sumbawa terjadi setidaknya terjadi di tujuh kecamatan dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 7,545 KK atau 29 ribu jiwa. Sementara banjir di Kecamatan Sambelia, Lombok Timur mengakibatkan empat jembatan di jalur utama terputus. Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa dari bencana tersebut.(ris)-
No Comments