Mataram (Global FM Lombok)- Petani tembakau diminta untuk waspada dan memperhatikan jadwal tanam yang tepat pada tahun 2016 ini. Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi fenomena la nina atau kemarau basah yang berpotensi merusak tanaman tembakau akibat kelebihan kadar air. Secara umum, jadwal tanam tembakau di daerah ini harus mundur dari jadwal normalnya.
Kepala Stasiun Klimatologi Kediri Lombok Barat (Lobar), Wakodim di Mataram, Rabu (10/05) mengatakan, tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan di NTB. Karena itu, BMKG selalu memberikan data kepada para petani tembakau sehingga mereka bisa mengatur kapan masa tanam yang baik. Ketika diinformasikan akan ada la nina, maka mereka bisa menggali parit untuk mengatasi air tersebut.
“Khawatir, karena tembakau itu butuh kejelasan kapan musim kemarau dan kapan musim hujan. Justru ketidakjelasan inilah bagi petani tembakau harus waspada kapan paling tepat untuk dia menanam. Tapi secara umum, nanamnya harus mundur dari normalnya. Untuk padi dia lebih bagus. Mereka (petani) yang paling mengetahui kapan waktu nanam tembakau yang tepat. Yang kita tau dia harus mundur tanamnya”,katanya.
Ia mengatakan, la nina ini akan terjadi selama satu periode yakni selama empat bulan yang dimulai pada bulan Juni mendatang. Adapun saat ini masih berpotensi la nina. Untuk itu ia menilai bahwa tanaman yang paling cocok untuk ditaman oleh petani saat ini adalah tanaman padi. Selain itu, pihaknya juga memprediksi potensi la nina ini akan membuat kekeringan di NTB tidak akan se ekstrem tahun lalu. (irs)-
No Comments