Mataram (Global FM Lombok) – Cidomo adalah alat transportasi darat yang biasa dijumpai di Pulau Lombok. Sederhana, bahkan telah kuno jika dibandingkan dengan alat transportasi modern yang ada sekarang.
Namun jangan diremehkan, ketika berbicara cidomo yang beroperasi di gili-gili (pulau-pulau kecil) di Lombok Utara. Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Misalnya saja cidomo di Gili Air. Harganya menakjubkan jika dijual, mencapai Rp1,5 miliar. Harga yang sangat fantastis.
Tidak ada bedanya cidomo pada umumnya. Penariknya menggunakan kuda, yang mengendalikannya juga tetap disebut kusir. Ban dan velg yang digunakan juga bekas. Jarang yang baru. Badan cidomonya juga terbuat dari kayu, layaknya cidomo-cidomo yang digunakan sebagai alat transportasi di pasar-pasar tradisional.
Tapi perlu diketahui, cidomo yang beroperasi di Gili Air bukan cidomonya yang mahal. Tapi izin operasi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Utara kata kuncinya. Cidomo-cidomo yang ada di Gili Air jumlahnya dibatasi hanya 25 unit. Berwisata di tiga gili tersohor di dunia itu nyaris diharamkan menggunakan transportasi darat bermesin. Tidak boleh ada polusi. Kualitas udara di Gili Air, termasuk Gili Trawangan dan Gili Meno sangat dijaga.
Setiap hari, cidomo hanya digunakan untuk mengangkut tamu-tamu yang menyeberang dari Bangsal menuju hotel-hotel yang ada di gili. Kapasitas angkutnya maksimal 5 orang. Untuk ukuran wisatawan mancanegara, maksimal bisa mengangkut 4 orang.
Sudir, salah satu kusir cidomo di Gili Air menyebut mahalnya harga cidomo bukan karena cidomonya tidak biasa dari cidomo pada umumnya. Tapi harga ditentukan oleh nilainya sebagai aset berharga di gili.
Saat dibukanya kegiatan wisata di Gili Air, sebetulnya tidak ada izin-izin operasi cidomo yang dibiayai sangat mahal. Tetapi karena dibatasinya jumlah cidomo yang diperbolehkan beroperasi, yang membuat harganya sangat mahal.
“Kalau dijual, harganya sampai Rp1,5 miliar. Bukan biaya izinnya yang mahal. Tapi hak yang sudah didapatkan untuk beroperasi di sini yang dijual mahal. Kemarin ada yang nawar satu cidomo Rp1,4 miliar, tapi tidak mau dilepas sama pemiliknya, mintanya minimal Rp1,5 miliar,” kata Sudir.
Cidomo-cidomo yang beroperasi di Gili Air izinnya dipegang seumur hidup. Sementara ini, belum diperbolehkan adanya penambahan cidomo. Sama seperti kendaraan mesin, izin operasionalnya juga rutin dibayarkan. Karena setiap tahun izin operasinya diperpanjangan.
“Karena ada surat-suratnya. Izin-izin ini tetap dibayar pajaknya setiap tahun ke daerah,” kata Sudir.
Setiap hari Sudir mengangkut bule-bule yang berlalu lalang. Dalam sebulan, saat musim ramai (high season) pendapatannya sampai Rp50 juta sebulan. Saat musim sepi, ia bisa mendapatkan Rp9 juta. Meski dengan harga jula cidomo yang sangat tinggi ini, Sudir mengatakan, jarang pemilik cidomo yang ingin menjualnya. Karena dianggap cidomo sebagai aset yang sangat berharga dan seumur hidup. (bul)
No Comments