Mataram ( Global FM Lombok)- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritik pemerintah lantaran proses recovery terutama pembangunan rumah pascagempa di NTB yang berjalan cukup lamban. Lima bulan setelah bencana gempa melanda NTB, masih kurang dari 200 unit rumah yang sudah berdiri. Sementara rumah yang rusak akibat gempa sekitar 216 ribu unit yang tersebar di tujuh kabupaten kota yang terdampak.
Fahri Hamzah kepada Global FM Lombok di Mataram, mengatakan, pihaknya menyayangkan pemerintah yang terkesan tak sanggup mengelola situasi krisis seperti bencana gempa ini. Lambannya proses pembangunan ulang rumah warga yang hancur diduga karena pemerintah tak memiliki dana yang cukup untuk membiayai semuanya.
“Kenapa tidak terus terang saja kalau tak punya uang, bilang saja tak punya uang. Nanti rakyat punya mekanisme untuk membantu kok. Kalau kita bilang ke negara-negara atau saudara kita di luar mereka mau bantu kok. Saya sendiri banyak mendapat pertanyaan dan saya salurkan. Mereka-mereka yang membutuhkan bantuan yang nampak sampai hari ini dibaca juga oleh orang-orang asing itu, dijanjikan iya, dibantu belum,” katanya, Selasa (18/12).
Sementara itu Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya mengatakan, hingga pertengahan Desember 2018, BNPB telah menggelontorkan dana bantuan stimulan perbaikan rumah korban gempa di NTB sebesar Rp 1,54 triliun. Pemulihan rumah di NTB ditargetkan akan selesai bulan Maret 2019. Sutopo menyebutkan, hingga 15 Desember lalu, sebanyak 198 unit rumah tahan gempa telah terbangun yang sudah mulai ditempati.(ris)
No Comments