Empat Desa Lingkar KEK Mandalika Diterjang Banjir

Global FM
31 Jan 2021 21:20
4 minutes reading
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah saat meninjau lokasi banjir di Desa Kuta Kecamatan Pujut, Minggu (31/1) sore. (Suara NTB/ist)

Praya (Global FM Lombok)- Banjir menerjang empat desa di wilayah lingkar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Sabtu (30/1) hingga Minggu (31/1). Tiga desa itu, Desa Kuta, Mertak dan Desa Tumpak serta Desa Sukadane. Tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir terparah dalam 10 tahun terakhir itu. Namun demikian, ratusan kepala keluarga (KK) terdampak.

Pantauan media ini, hingga Minggu sore, di Desa Kuta yang paling parah terdampak banjir, air sudah mulai surut. Warga pun sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Setelah pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari terpaksa harus meninggalkan rumahnya untuk mengamankan diri ke lokasi yang lebih aman.

Sepanjang hari warga harus berjibaku membersihkan rumahnya dari genangan air bercampur lumpur. Dari 20 dusun yang ada di Desa Kuta, 17 dusun diantaranya terdampak. Termasuk Dusun Ebunut yang merupakan lokasi pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika. Sementara di Desa Mertak, tiga dusunnya terkena dampak banjir. Sedangkan di Desa Tumpak, hanya Dusun Mawun yang terkena banjir.

Alus Darmian, warga Kuta mengatakan banjir  setelah hujan lebat. Bahkan katanya, bisa dikatakan yang paling lebat selama beberapa tahun terakhir. Buruknya kondisi saluran drainase membuat air kiriman dari wilayah hulu tidak bisa tertampung dan akhirnya meluap ke perkampungan warga.

Sungai-sungai yang ada juga tidak bisa menampung besarnya debit air, lantaran sudah mengalami pendangkalan. Kondisi semakin diperparah dengan belum selesainya pembangunan saluran drainase di area proyek pembangunan sirkuit MotoGP yang selama ini merupakan saluran pembuangan air.

Upaya pembersihan saluran drainase dari tumpukan sampah tidak membuahkan hasil. Air tetap saja meluap dan menggenangi rumah warga. “Hujan kali ini bisa dikatakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” aku Alus.

Belum lagi kondisi hulu yaitu gunung dan bukit saat ini sudah banyak yang rusak dan gundul. Sehingga air hujan tidak bisa terserap maksimal dan langsung mengalir ke daerah hilir yang lebih rendah. “Hampir setiap tahun wilayah Kuta selalu dilanda banjir. Tapi hanya di beberapa dusun saja. Namun banjir kali ini bisa dikatakan yang terparah dan hampir melanda seluruh wilayah Desa Kuta,” tandasnya.

Terkait kerugian akibat banjir yang terjadi, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Sekda Loteng, Murdi, AP.M.Si., mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan. Berkoordinasi dengan pemerintah desa yang terkena dampak banjir. “Ada enam desa di tiga kecamatan yang diterjang banjir,” sebutnya.

Selain Desa Kuta, Tumpak, Mertak dan Sukadane Kecamatan Pujut, ada juga Desa Mangkung dan Desa Banyu Urip Kecamatan Praya Barat yang terkena banjir. Ditambah Desa Kabul Kecamatan Praya Barat Daya. Sebagai upaya tanggap darurat, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji, selimut, terpal serta air bersih ke daerah-daerah yang terdampak banjir.

“Dalam penanganan banjir ini, kita juga dibantu BPBD Provinsi NTB, Dinas Sosial Loteng, Polres Loteng serta Kodim Loteng. Termasuk juga Pol PP Loteng, Basarnas Mataram serta elemen pendukung lainnya,’’ ujar Murdi seraya menambahkan, untung  air laut surut. Sehingga sedikit tidak bisa mempercepat surutnya banjir di Desa Kuta dan Mertak serta Tumpak.

Jalan Ambelas

Ruas Jalan Kuta-Mawun di Dusun Mengalung Desa Kuta, ambelas akibat hujan deras Sabtu (30/1).

Selain menyebabkan banjir, hujan deras yang melanda wilayah Desa Kuta dan sekitarnya juga membuat ruas jalan Kuta-Mawun di Dusun Mengalung, ambelas. Hampir setengah badan jalan rusak tergerus air hujan sepanjang sekitar 50 meter. Akibatnya, hanya setengah badan jalan yang bisa dilalui kendaraan.

Aparat kepolisian pun sudah memasang police line dilokasi jalan yang ambelas. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat pengguna jalan pun kini diharapkan berhati-hati ketika melewati jalur tersebut. Terlebih kondisi jalan yang ambelas tersebut berupa tanjakan cukup tajam.

‘’Dugaan sementara, ruas jalan tersebut amblas akibat tanah yang ada tergerus air hujan,’’ sebut Camat Pujut, L. Sungkul.

Di Desa Rembitan, hujan deras menyebabkan jembatan penghubung menuju Dusun Lentek rusak dan terputus. Akibatnya, ada sekitar 400 KK di dusun tersebut untuk sementara terisolir. Pemerintah bersama warga juga tengah mengupayakan membangun jembatan darurat sebagai akses warga sampai jembatan baru dibangun.

Sementara itu, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi Kalak BPBD NTB Zainal Abidin dan sejumlah kepala OPD disambut Wakil Bupati Loteng H. L. Pathul Bahri, Dandim Loteng, dan Camat Pujut. Gubernur dan rombongan langsung diajak berkeliling memantau area banjir tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Kepala Desa Kuta untuk dibagikan kepada korban terdampak.

Sementara Wakil Bupati Loteng H. L. Pathul Bahri meminta dilakukan pendataan jumlah fasilitas dan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat banjir. ‘’Saya minta kebutuhan kedaruratan berupa makanan, pakaian serta obat-obatan terpenuhi. Soal penanganan fasilitas umum ataupun rumah warga bisa menyusul kemudian. Terpenting kebutuhan warga terdampak banjir terpenuhi,’’ ujarnya. (kir)

No Comments

Leave a Reply