Empat Desa di Lotim Dilanda Hujan Es, Ini Penjelasan BMKG

Global FM
22 Nov 2020 20:55
3 minutes reading

BUTIRAN ES: Ini butiran hujan es yang berhasil diambil dan diabadikan dengan kamera handphonenya oleh warga di Desa Perian Kecamatan Montong Gading, Minggu (22/11) sore (Suara NTB/ist)

Selong (Global FM Lombok) -Hujan es terjadi di Kabupaten Lotim, Minggu (22/11) sore. Fenomena langka ini terjadi di sejumlah desa terutama di wilayah utara. Selain hujan es, cuaca buruk berupa angin kencang disertai hujan dengan intensitas yang tinggi cukup membuat masyarakat ketakutan.

Angin kencang disertai hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Kondisi ini membuat masyarakat sekitar tidak berani keluar rumah mengingat cuaca buruk dan hujan es yang cukup mengancam keselamatannya. Namun tak sedikit masyarakat mengabadikan momen langka tersebut dengan memegang dan memotret butiran hujan es ini. 

Terdapat dua wilayah yang sebagai lokasi terjadinya hujan es dan cuaca buruk, yaitu Kecamatan Sikur dan Montong Gading. Untuk di Kecamatan Sikur terjadi di Desa Tete Batu, Tete Batu Selatan, dan Desa Kotaraja. Sedangkan untuk di Kecamatan Montong Gading terjadi di Desa Perian.

Kades Tete Batu Selatan, H. Zohri Rahman, membenarkan terjadinya hujan es dan cuaca buruk. Kata dia, mulai hujan sekitar pukul 15.00 Wita diawali dengan angin kencang. Kemudian diikuti dengan jatuhnya butiran-butiran es dan saat dipegang terasa cukup dingin. ‘’Ya benar terjadi hujan es. Ukurannya lumayan besar sekitar ukuran biji kacang,’’tuturnya.

Sementara akibat angin kencang disertai intensitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan pohon-pohon besar di beberapa desa tersebut hampir tumbang. Beberapa bagian atap rumah warga roboh tersapu angin. ‘’Beberapa atap warga memang roboh dan pohon-pohon tumbang akibat intensitas hujan cukup tinggi disertai angin kencang,’’ ujar salah satu warga Sikur, Arpina.

Hal senada disampaikan, Kapolsek Montong Gading, Ipda. Fathul Munir, bahwa hujan es terjadi di Montong Gading tepatnya di Dusun Gegek Desa Perian. Saat ini, petugas sudah diterjunkan ke lokasi untuk mengecek kemungkinan-kemungkinan adanya kerusakan rumah warga mengingat intensitas hujan cukup tinggi.

Suhu Puncak Awan Cumulonimbus

‘’Dari hasil pantaun citra radar dan satelit kami terpantau bahwa liputan awan konvektif yakni awan Cumulonimbus terpantau di sekitar wilayah tersebut,’’ ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) BIZAM, Levi Ratnasari saat memberi keterangan, Minggu (22/11) terkait fenomena hujan es.

Diterangkan, saat hujan es turun di sekitar wilayah tersebut terpantau suhu puncak awan Cumulonimbus sangat dingin. Yakni mencapai minus 80 ℃. “Perlu diketahui awan Cumulonimbus atau dikenal dengan awan Cb ini dapat terbentuk akibat adanya pemanasan yang kuat di permukaaan serta udara yang labil di wilayah tersebut,” jelasnya.

Pertumbuhan puncak awan Cb tersebut dapat lebih dari 6 km. Kandungan dari awan Cb dengan suhu puncak awan yang sangat dingin tersebut menjadi penyebab munculnya butiran es di awan.

“Butiran es dapat jatuh ke permukaan juga didukung oleh kondisi dari suhu di permukaan di wilayah tersebut. Ketika suhu di permukaan atau daratan cukup dingin, maka butiran es dari puncak awan Cb tersebut dapat jatuh masih berupa partikel es, sehingga hujan yang dihasilkan berupa butiran es,” ujar Levi.

Kendati demikian, hujan es disebutnya secara umum hanya terjadi dalam waktu singkat. Namun seringkali diikuti juga dengan hujan lebat yang disertai petir, bahkan angin kencang.

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat selalu waspada dan mengenali fenomena cuaca yang terjadi. Salah satunya seperti fenomena hujan es yang terjadi kali ini.

‘’Jika teramati awan Cb, yakni awan berwarna hitam seperti bunga kol dan berlapis, sebaiknya mengurangi aktivitas di luar rumah. Karena potensi cuaca ekstrim dapat terjadi di mana saja dan kapan saja,’’ tandas Levi. (yon/bay)

No Comments

Leave a Reply