Praya (Global FM Lombok) – Konsep bebas dari sampah kian menjadi tren yang positif, terutama di lingkungan sekolah. Saat ini, pengelolaan sampah di lingkungan sekolah menjadi penekanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Tengah (Loteng).
“Kita selalu mengedepankan bahwa penguatan pendidikan karakter itu banyak yang harus kita lakukan, salah satunya kebersihan. Mengubah perilaku anak yang tadinya suka buang sampah sembarangan menjadi buang sampah pada tempatnya, kemudian memilah sampah itu,” Kata Kepala Dinas Dikbud Loteng, H. Sumum, M.Pd kepada Global FM Lombok, Selasa (4/2).
Ia mengatakan, saat ini pihaknya mendukung kebijakan pemda Loteng untuk mengenalkan program ABSAR ( aman, bersih, sehat, dan religius) ke masyarakat. Sehingga beberapa waktu lalu Dikbud telah mengumpulkan semua stakeholder terkait seperti UPT, pengawas, ketua gugus serta guru inti,” Kita panggil semua agar sama-sama kita menggerakkan,” ujarnya.
Sumum mengatakan, konsep bebas sampah di lingkungan pendidikan akan diperluas jangkauannya ke lingkungan masyarakat. Artinya, siswa sekolah bisa mengajak orang tuanya di rumah untuk memilah sampah dari rumah.” Itu yang kami sebut bagiamana peran sekolah mengintervensi masyarakat melalui anaknya,” katanya.
Baca Juga : Gugah Kesadaran Masyarakat, Pegiat Lingkungan Gelar Gebyar Mulung Sampah
Saat ini ada sejumlah sekolah di lingkungan Dikbud Loteng yang sudah aktif melakukan pemilahan sampah dan sudah menghasilkan uang. Misalnya di SMP 2 Kopang sudah bisa menghasilkan uang dari hasil penjualan sampah plastik tersebut.
“Pembiayaan kelasnya dari sampah. Seminggu sekali mereka menjual botol-botol plastik, itu menjadi biaya untuk keperluan kelasnya,” tambahnya.
Selanjutnya, pihak sekolah didorong untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Selain untuk keperluan edukasi, aktivitas tersebut bisa mendatangkan uang karena akan ada permintaan dari masyarakat.
Baca Juga : Olah Sampah Jadi Energi, Gubernur dan PLN Teken Kesepakatan Bersama
“Sekolah yang punya strategi untuk kelola sampah justru menguntungkan sekolah tersebut,” tegasnya.
Sumum sering memberi motivasi kepada stakeholder pendidikan di Loteng agar banyak melihat aktivitas pengolahan sampah di sekolah lain yang lebih maju. Bahkan di Kota Surabaya, naik angkutan publik sudah bisa dibayar pakai sampah plastik.
”Artinya sampah itu bukan lagi musibah, namun menjadi berkah jika kita kelola dengan baik,” terangnya.(ris)
No Comments