Mataram (Global FM Lombok)- Pengurus DPD Partai Demokrat NTB berserta sejumlah pengurus DPC Kabupaten/Kota melakukan aksi menggunduli kepala secara serentak, pada Rabu (3/3) siang. Aksi itu dilakukan untuk membayar nazar atas ditunaikannya aspirasi kader di daerah oleh Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk memecat kader pembelot.
“Kita melakukan aksi bergundul ini untuk menunaikan nazar kita ketika aspirasi kita dikabulkan oleh Ketua Umum AHY untuk memecat kader-kader yang membelot yang menginginkan adanya KLB (Kongres Luar Biasa),” ujar Ketua DPD partai Demokrat NTB, TGH. Mahalli Fikri.
Mahalli sendiri menjadi orang pertama yang digunduli rambutnya. Kemudian berturut-turut diikuti oleh Ketua DPC Demokrat Kota Mataram, M. Zaini, selanjutnya Ketua DPC Demokrat Sumbawa Barat, Mustakim Pattawari, selanjutnya Abdul Rauf perwakilan dari Fraksi Demokrat di DPRD NTB berserta kader-kader lainnya.
“Ini bentuk komitmen kami, dan kesetiaan kami terhadap kepemimpinan partai Demokrat yang sah, Ketum Mas AHY,” ujarnya Rauf. Aksi cukuran sampai gundul tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan penyantunan terhadap 100 anak yatim dan lansia.
Namun demikian, meskipun sudah dipecat, persoalan gangguan terhadap AHY tidak lantas selesai begitu saja. Kini tujuh orang kader Partai Demokrat yang sudah dipecat itu kembali bergerak untuk menggulingkan AHY dengan menggalang dukungan dari ketua DPD dan DPC seluruh Indonesia sebagai pemilik suara untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB).
Mahalli menanggapi santai upaya KLB tersebut. Ia meyakini rencana KLB yang digalang eks kader Demokrat tersebut tidak akan bisa menurunkan AHY dari tampuk kursi Ketua Umum DPP partai Demokrat. Sebab selain tidak dibenarkan oleh konstruksi partai, juga tidak mendapatkan dukungan dari DPD/DPC.
“Itu semua klaim-klaim sepihak mereka, saya pastikan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Kemarin klaimnya sudah 270 ketua DPD dan DPC yang mendukung KLB, kemudian bertambah lagi tadi pagi sudah 310 katanya. Cuman mereka tidak mau menyebutkan namanya dan alamat orangnya, karena katanya takut nanti sebelum berangkat KLB akan dipecat katanya. Tapi dari NTB misalnya siapa yang mendukung KLB, ketua-ketua DPC semua kumpul hari ini dan kompak setia kepada mas AHY,” ujar Mahalli.
Karena itu, isu KLB tersebut tidak terlalu dia hiraukan. Sebab KLB yang mau digelar sangat tidak beralasan sekali. Karena itu meskipun tetap dibujuk untuk ikut KLB, pihaknya dengan tegas menolak.
“Tiap hari kami dapat telpon terkait ajakan KLB, tapi apa yang mau di KLB-kan. Dalam AD/ART itu, ada syarat-syaratnya, salah satunya ada sesuatu yang serius, sesuatu yang membahayakan partai baru bisa KLB, jadi dasar harus kuat. Boleh KLB kalau ada pelanggaran serius yang dilakukan oleh Ketua Umum. Tapi oleh pak AHY apa yang dilanggar, kalau dikatakan partai makin mengecil dikepemimpinan AHY, justru hasil survei terakhir Demokrat menanjak terus elektabilitasnya,” pungkasnya. (ndi/ris).
No Comments