Mataram (Global FM Lombok)- Aktivitas jual beli satwa yang dilindungi di NTB masih banyak ditemukan. Bahkan jual beli satwa yang dilindungi ini dilakukan antar pulau melalui penyeberangan laut. Kalangan DPRD Provinsi NTB mendesak otoritas terkait agar melakukan langkah-langkah yang strategis untuk menghentikan perdagangan satwa yang dilindungi tersebut.
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB Lalu Wirajaya kepada Global FM Lombok mengatakan, diperlukan adanya sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat terkait dengan larangan jual beli satwa yang dilindungi ini. Kegiatan sosialisasi produk hukum biasanya tidak dilakukan dengan maksimal, sehingga masyarakat bisa jadi tak mengetahui dengan jelas jenis-jenis satwa yang dilindungi tersebut.
“Pemerintah kita minta agar dilakukan sosialisasi aturan. Karena di setiap instansi kan pasti ada anggaran sosialisasinya. Selama ini sosialisasi produk hukum daerah atau negara sangat minim. Kegiatan itu sangat penting sehingga masyarakat menjadi tahu mana yang salah dan mana yang benar,” kata Wirajaya.
Legislatif mendesak agar pemerintah melakukan upaya-upaya yang kongkrit untuk memperhatikan satwa yang dilindungi ini. Karena perburuan ilegal terhadap satwa langka akan mempercepat kepunahan satwa tersebut. Potret punahnya spesies satwa tertentu sudah banyak ditemukan di daerah atau di negara lain. Karena itu kebijakan untuk melindunginya di habitat yang sudah ditentukan adalah salah satu cara yang terbaik.
“Mendesak pemerintah sebelum terlambat untuk maksimal melakukan upaya perlindungan. Jangan pas parah baru berpikir bagaimana mengembangbiakkan satwa tersebut. Kita sedia payung sebelum hujan. Melindungi semua spesies hewan yang rentan atau terancam punah dari perbuan ilegal,” katanya.
Lalu Wirajaya mengatakan, DPRD NTB hanya bisa mendorong kepada pihak terkait seperti BKSDA agar membuat lebih banyak lagi lokasi penangkaran untuk satwa yang dilindungi yang berstatus terancam punah. Karena satwa, terlebih satwa endemis khas NTB menjadi khazanah kekayaan daerah yang sangat bernilai untuk masa depan.
“Itu pihak teknis yang lebih tahu, kami hanya bisa mendorong, jangan sampai pas mau punah baru kita bekerja,” katanya.
Ia menilai, keanekaragaman satwa yang terpelihara dengan baik bisa menjadi salah satu destinasi wisata di NTB, seperti halnya di daerah-daerah lain. Penangkaran spesies hewan tertentu bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Pendapatan dari tiket masuk ke taman satwa misalnya juga bisa mensejahterakan masyarakat.
“Keanekaragaman hayati di NTB bisa menjadi destinasi wisata. Jika dilakukan penangkaran dan dibuka ungtuk umum, itu lebih baik. Bisa menyerap tenaga kerja baru dan lainnya,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, selama satu semester saja, sebanyak lebih dari 7000 satwa yang dilindungi diamankan oleh BKSDA NTB bersama dengan stakeholder. Hasil sitaan tersebut selanjutnya dilepas di Taman Wisata Alam Kerandangan, Lombok Elephant Park serta di Taman Wisata Alam Gunung Tunak. Satwa yang berhasil disita itu lebih banyak berupa burung-burung yang sudah langka seperti burung koakiao Sumbawa, gelatik abu-abu, srigunting, beranjangan jawa dan lainnya.(ris)
No Comments