Selong (Global FM Lombok) –Kegiatan Sosialisasi Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bersama Mitra Kerja Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena, MHS di awal tahun 2019 ini terus digelar. Pada Selasa (19/2), kegiatan berlangsung di Dusun Dasan Repok, Desa Sepapan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur (Lotim).
Hadir dalam acara itu, Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr.Drs.Lalu Makripuddin, M.Si, Kepala Dinas PPPAKB Lotim, Drs. H. Suroto, SKM, Ketua Kampung KB Desa Sepapan, Hidir Aswandi dan pihak lainnya.
Adapun jumlah peserta di lokasi ini sebanyak 250 orang. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan pemaparan dari para narasumber yang memberikan materi soal pentingnya mengatur jarak kehamilan, mengatur jumlah kehamilan serta upaya untuk mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang terbaik.
Ketua Kampung KB Hidir Aswandi menuturkan, Kampung KB di desa ini terbentuk tahun 2012 lalu, namun tak pernah diluncurkan secara resmi.
” Akan tetapi berkat dorongan BKKBN, pihak desa meneruskan program tersebut di tahun 2018 dengan sejumlah program yang langsung melibatkan masyarakat,” katanya.
Sejumlah program Kampung KB di Desa Sepapan itu cukup beragam, mulai dari program Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) serta Bina Keluarga Balita (BKB). Menurutnya, semua program KB disini cukup aktif.
Kepala Dinas PPPAKB Lotim, Drs.H. Suroto, SKM dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam KB, terlebih ada banyak pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat. Untuk pria, ada dua jenis metode KB yang bisa dipilih yaitu menggunakan kondom dan MOP atau Metode Operasi Pria. Sementara untuk perempuan, mereka bisa memilih lima jenis KB, mulai dari metode pil, suntik, implan, IUD atau spiral serta MOW (Metode Operasi Wanita).
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN NTB Dr.Drs.Lalu Makripuddin, M.Si berpesan agar masyarakat tidak menikah di usia dini. “Harus diupayakan agar jangan sampai anak yang menikah di usia 18 tahun ke bawah, karena masih berstatus anak anak. Menikahlah minimal di usia 21 tahun. Kita jadikan nol menikah muda di desa ini ya,” kata Lalu Makripuddin.
Kepala Perwakilan BKKBN NTB justru mendorong anak-anak remaja agar mengejar cita-cita melalui pendidikan. Anak usia sekolah haruslah bersekolah untuk menciptakan generasi yang baik.
Selain itu, ia mengajak pasangan suami istri agar merencanakan kehamilan. Karena kehamilan yang terencana akan jauh lebih baik untuk keluarga. Mulai dari pemberian ASI yang optimal, hingga kesehatan ibu dan bayi yang terjaga.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Ermalena, MHS dalam arahannya mengatakan, luas pulau yang menjadi tempat tinggal tidak pernah bertambah, sementara jumlah penduduk terus bertambah. Karena itulah BKKBN mengatur jumlah pertumbuhan penduduk ini.“ Kita perlu Kampung KB. Kampung KB ini bertugas memberikan penjelasan dan edukasi tentang pengaturan kelahiran dan lain sebagainya,” katanya.
Ermalena mengajak para remaja untuk tidak menikah di usia dini. Karena dampak buruknya banyak dirasakan oleh masyarakat. Misalnya anak remaja cenderung belum bisa mendidik anak. Dari segi kesehatan juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
“Kenapa saya datang bersama BKKBN? karena ini tugas konstitusi saya. Saya tidak mau masyarakat tidak tahu bagaimana pengaturan pertumbuhan penduduk. Kita ingin kampung ini menjadi Kampung KB teladan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut Ermalena menyerahkan satu unit laptop dan satu unit wireless untuk kelompok kerja kampung KB. Di akhir acara, masyarakat dimanjakan dengan aneka doorprize barang-barang elektronik. Bagi peserta yang beruntung, mereka mendapatkan undian barang elektronik seperti magic jar, kipas angin, kompor gas, oven, rice cooker dan lainnya. (ris/*)
No Comments