Dikes NTB Pantau Kesehatan 32 Warga yang Baru Tiba dari China

Global FM
8 Feb 2020 11:29
3 minutes reading
Nurhandini Eka Dewi (Global FM Lombok/dok)

Mataram (Global FM Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) NTB terus melakukan pemantauan terhadap 32 orang warga NTB yang menjalani masa inkubasi. Seluruh orang tersebut merupakan warga NTB yang baru pulang dari China, dan mengikuti program karantina untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Di Sumbawa ada lima orang, KSB (Kabupaten Sumbawa Barat) ada satu, di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) NTB ada 26 yang sedang dalam pengawasan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, M.PH dikonfirmasi, Jumat (7/2).

Sebagian besar warga tersebut merupakan mahasiswa yang pulang atau dipulangkan dari China.
Diterangkan Eka, jumlah tersebut masih akan bertambah. “Nanti malam akan datang lagi satu Mahasiswa LPP (Lembaga Pengembangan Pendidikan) NTB. Dia mungkin ikut penerbangan terakhir dari China, dan sekarang sudah di Jakarta,” ujar Eka, sapaan akrab Kepala Dikes NTB.

Baca Juga : Total 30 Orang Mahasiswa NTB Jalani Karantina untuk Antisipasi Corona

Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap warga yang mengeluh sakit beberapa hari setelah lulus pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Mataram di pintu-pintu masuk yang ada. Khususnya untuk masyarakat yang memiliki riwayat kunjungan ke negara dengan kasus positif corona.

Dicontohkan Eka seperti salah satu warga Kota Mataram yang sempat datang ke RSUD NTB karena mengeluh demam. Walaupun warga tersebut telah menerima kartu Health Alert Card (HAC), namun tetap dimasukkan dalam pengawasan oleh Dikes NTB sesuai prosedur yang berlaku.

Proses karantina sendiri diterangkan Eka menerapkan konsep karantina rumah. Artinya, orang yang masuk dalam pengawasan dengan dukungan keluarga dapat menjalani karantina di rumah masing-masing dengan mematuhi beberapa prosedur operasional standar (SOP) yang berlaku.

Baca Juga : Rute Penerbangan Indonesia – China Ditutup, Wisatawan dari China Nihil

Diantaranya seperti menyediakan satu kamar khusus di rumah yang tidak boleh dimasuki oleh anggota keluarga yang lain, menghindari interaksi, serta menyediakan beberapa komponen untuk menjamin kebersihan. Jika persyaratan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka Pemprov NTB menyediakan Gedung Grha Mandalika milik RSUD NTB sebagai lokasi karantina.

“Konsepnya karantina rumah. Cuma banyak yang tidak sanggup, jadi kita siapkan juga tempat di RSUD NTB,” ujarnya. Seluruh proses karantina sendiri telah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga, dalam hal ini orang tua para Mahasiswa NTB yang dipulangkan. “Mereka banyak yang menyerahkan karena bilang rumahnya terlalu kecil dan banyak anak-anak,” sambungnya.

Dari total 32 orang dalam pengawasan, saat ini ada 26 orang yang menjalani karantina di Gedung Grha Mandalika. Sementara untuk enam orang sisanya yang menjalani karantina rumah, pemeriksaan diserahkan kepada Puskesmas setempat yang secara berkala mengirimkan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga : Tiba dari Wuhan, Dua Mahasiswa NTB Jalani Karantina di Natuna

Karantina sendiri berlangsung selama 14 hari. Dalam prosesnya, Dikes NTB mencatat perkembangan kesehatan peserta karantina secara rutin. “Kalau mereka panas, (sampai) 38ﹾC itu musti (langsung) dibawa ke ruang isolasi,” ujarnya.

Dikes NTB sendiri sampai saat ini terus memantau perkembangan dari proses karantina tersebut. Termasuk koordinasi rutin yang dilakukan dengan pihak KKP dan stakeholder terkait, mengikuti dibentuknya Posko Waspada Corona oleh Pemprov NTB.

“Jadi kalau ada yang datang (lagi) kita arahkan. Lapor dan diperiksa ke KKP, setelah itu dibawa ke RSUD NTB. Kalau oke, kita kasi pilihan karantina di rumah atau di rumah sakit,” pungkasnya. (bay)

No Comments

Leave a Reply