Mataram (Global FM Lombok)-Sampai dengan September 2014, tercatat sebanyak 70 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau eks TKI terjangkit virus HIV/Aids. Jumlah itu tersebar di seluruh Kabupaten Kota. Meski tidak bisa dirincikan, namun Kabupaten Lombok Timur sebagai penyumbang TKI terbesar merupakan angka terbanyak TKI yang terjangkit virus itu. Sejauh ini pemerintah daerah bersama steakholder terkait masih mengupayakan regulasi yang tepat dalam mengatasi semakin maraknya para TKI/eks TKI yang terjangkit virus HIV/Aids.
Demikian dikatakan Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) provinsi NTB, H. Suharmanto kepada Global FM Lombok . Ia mengatakan, selain TKI, isteri TKI juga banyak yang tertular HIV. Hal itu karena banyak TKI bekerja di luar negeri yang kemungkinan telah berhubungan bebas. Tidak seperti waktu keberangkatan TKI ke luar negeri yang dilakukan pemeriksaan kesehatan, pasca kembali ke tanah air, para TKI tidak dilakukan pemeriksaan ketika tiba di Bandara International Lombok (BIL).
“Sebenarnya kita tidak mencurigai TKI, bukan. Tetapi kasus sudah merata termasuk kasus-kasus yang TKI ternyata cukup banyak, ada di Lombok Timur, Lombok Barat ternyata ada beberapa yang terkena termasuk isteri-isteri TKI. Ini berarti indikasinya apa, kita harus waspadai mereka-mereka yang beresiko tinggi. Laki-laki beresiko tinggi harus diwaspadai. Jangan pulang ke rumah itu membawa oleh-oleh penyakit, itu di BIL itu ndak ada filter”, katanya.
Untuk selanjutnya kata Suharmanto pemerintah bersama steakholder terkait akan mengupayakan aturan agar dilakukan pemeriksaan kesehatan para TKI. Baik ketika akan diberangkatkan ke luar negeri maupun ketika kembali ke kampung halamannya.
Kota Mataram Dominasi Kasus HIV/Aids
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hingga September 2014 ini, Kota Mataram menempati posisi teratas dalam penemuan kasus HIV/Aids yakni sebanyak 361 kasus. Masing-masing untuk penemuan kasus HIV sebanyak 188 kasus dan AIDS 173 kasus. Namun, diklaim kasus-kasus tersebut dilakukan bukan oleh penduduk asli Kota Mataram, melainkan pendatang yang saat ini berada di Kota Mataram.
Dikataknnya bahwa kasus HIV/Aids itu rata-rata adalah orang dengan usia produktif, yakni rentang usia 20-49 tahun.
“Memang, orang itu Kota disini, tapi bukan orang-orang Mataram. Dia tinggal di Mataram tapi bukan orang Mataram. Orang-orang luar juga disana kebetulan dia terdeteksi di Kota Mataram. Dia tesnya disini tapi kalau di lihat dari KTP nya orang luar juga. Itu yang jelas secara generalisir itu adalah umur produktif jadi antara 20 sampai 49 tahun. Kota besar jadi semua daya tariknya tinggi daerah wisata juga”, katanya.
Untuk itu Suharmanto menyarankan kepada semua pihak untuk selalu waspada terhadap penyebaran virus HIV/Aids tersebut. Selain Kota Mataram, penemuan kasus HIV/Aids kedua tertinggi adalah Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 151 kasus, masing-masing 77 kasus HIV dan 74 kasus AIDS. Sementara untuk kasus HIV/Aids yang ditemukan sampai September 2014 di NTB mencapai 912 kasus (ris/irs)-
No Comments