Mataram ( Global FM Lombok)- Komisi II Bidang Pertanian dan Perdagangan DPRD NTB menyatakan sikapnya menolak beras impor masuk wilayah NTB karena sejumlah pertimbangan yang strategis. Pernyataan ini muncul menyusul kebijakan pemerintah pusat yang akan mengimpor 500 ribu ton beras premium dari sejumlah negara seperti Thailand dan Vietnam pada Januari 2018 ini.
Sekretaris Komisi II DPRD NTB Yek Agil kepada Global FM Lombok mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke Komisi II bahwa cadangan beras yang ada di gudang Bulog cukup sampai April 2018. Artinya tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan terkait dengan ketersediaan stok beras dalam daerah.
Selanjutnya mulai Februari – Maret mendatang diperkirakan akan masuk musim panen raya di NTB, sehingga cadangan beras yang ada sekarang ini akan ditambah lebih banyak lagi pada saat panen raya.
“Jika ketersediaan beras kita aman sampai empat atau lima bulan kedepan, hendaklah Bulog itu jangan memasukkan beras dari luar ya. Kenapa? Karena kita harus menjaga kebatinan para petani kita ya. Karena jika beras impor datang, akan berpengaruh terhadap pasar,” kata Yek Agil.
Bagaimana jika stok beras premium di NTB kurang? Menurut Yek Agil, pihaknya tidak bisa menjamin apakah beras yang diimpor oleh pemerintah pusat itu merupakan beras premium atau bukan. Jika sudah ada jaminan 100 persen beras premium, harus dihitung dulu berapa kebutuhan beras premium di NTB. Artinya harus ada data yang jelas dulu baru kemudian mengambil keputusan memasukkan beras itu ke wilayah NTB.
“ Berapa kebutuhan beras premium untuk konsumsi hotel dan restoran, sehingga kita bisa memutuskan berapa kebutuhan kita sesungguhnya,”jelasnya.
Komisi II melihat banyak petani yang sudah menamam padi untuk beras kualitas premium karena pangsa pasarnya memang sudah jelas, terlebih dunia pariwisata di NTB semakin berkembang. Jika beras impor masuk ke NTB dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan beras premium, maka seharusnya ada data yang ril soal itu.
“ Kalau beras premium ada kekurangan dari total permintaan di NTB, mungkin impor bisa kita tolelir. Namun jika surplus, tidak ada alasan untuk memasukkan beras impor di NTB,” kata politisi PKS ini.
Berapa jumlah cadangan beras di NTB? Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB menghitung prognosa setiap bulan dan hasil realisasi komulatif produksi Desember 2017. Untuk sementara produk gabah bersih sebnayak 2,054,556 ton dengan konversi beras (67,74%) 1,289,029 ton.
“ Jadi ketersediaan beras di NTB sebanyak 1,246,104 ton. Sementara kebutuhan beras NTB sebanyak 484,408 kg/kapita/tahun dengan proyeksi penduduk sebanyak 4,955,578 orang” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Hj Budi Septiani.
Kebutuhan beras NTB juga ditambah dengan kebutuhan sekitar 3 juta wiatawan sebanyak 5,600 ton sehingga NTB surplus sebanyak 756,096 ton. Sedangkan beras yang keluar daerah sebanyak 15,626 ton. Sementara yang masuk sebanyak 13 ton beras untuk memenuhi pesanan khusus.
“Kesimpulannya, NTB masih surplus beras sebanyak 739,617 ton cukup untuk beberapa bulan kedepan,” kata Budi.(ris)
No Comments