Dewan Sorot Proyek Pasar Jelojok dan Pembangunan Kantor Camat

Global FM
6 Feb 2020 09:06
3 minutes reading
Tinjauan lapangan anggota DPRD Loteng di sejumlah proyek fisik (Global FM Lombk/ris)

Praya (Global FM Lombok) – DPRD Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menyoroti sejumlah proyek fisik seperti Pasar Jelojok, pembangunan tiga kantor camat, Lapangan Bundar dan lainnya. Selama dua hari terakhir pimpinan dewan bersama dengan Komisi III DPRD Loteng turun langsung ke lapangan untuk melihat progress proyek.

Ketua Komisi III DPRD Loteng Andi Mardan kepada Global FM Lombok Rabu (5/2) mengatakan, eksekutif mengklaim bahwa pasar tersebut sudah tuntas pengerjaannya, tinggal dilakukan komisioning atau pengujian.” Namun berdasarkan temuan kami ternyata di lapangan masih dalam proses finishing di dalam pasar,” katanya.

Selanjutnya sanitasi pembuangan limbah dari los pasar basah dengan rumah potong unggas hingga kini belum tuntas. Ini berpotensi menjadi masalah lingkungan jika mengeluarkan air yang kotor dari aktivitas pasar.

” Itu kan menjadi satu los pasar basah dengan rumah potong unggas itu, itu ada tangki pembuangan ukuran 8×24, itu belum bisa diselesaikan dengan sistem penguraian sehingga menjadi air bersih, “ terangnya.

Baca Juga : Tempati Pasar Sementara, Pedagang Keluar Modal untuk Bangun Lapak Sendiri

Selain itu lokasi foodcourt juga belum bisa diselesaikan. Ia tak yakin jika PUPR mengatakan bahwa ini akan selesai dalam dua hari. Sementara anggaran pasar sebesar Rp 74 miliar ini berakhir kontraknya pada tanggal 2 Februari kemarin. “Sekarang kan sudah lewat waktunya,” terangnya.

Selanjutnya resapan air pasar juga diharapkan bisa maksimal dikerjakan untuk mencegah terjadinya banjir saat terjadi hujan.“Kopang itu kalau hutan lebat sering banjir di depan pertamina itu, resapan itu belum maksimal penyelesaiannya. Katanya ada air resapan di bawah taman itu namun tak bisa kita cek, itu baru proses pengerjaan,” ujarnya.

Adapun kantor camat Kopang dengan anggaran Rp 2,5 miliar per 31 Desember itu sudah habis masa kontraknya. Namun temuan di lapangan belum sampai 90 persen progress fisiknya.

Baca Juga : Proyek Pengerjaan Infrastruktur MotoGP Terus Dikebut

Politisi Demokrat ini mengatakan, jika terus dilakukan pembiaran, hal ini akan menjadi preseden buruk bagi keberlangsungan pembangunan infrastruktur di Lombok Tengah,” Sehingga kita harus bicara dari hulu ke hilir. Artinya dari proses kontrak seharusnya melakukan kontrak dini, tidak terlalu lama prosedurnya. Perencananaya matang namun eksekusinya yang tidak matang, nah ini tidak boleh terjadi lagi di tahun 2020,” sarannya.

Sementara itu Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Loteng M.Supriadin mengatakan, pada dasarnya pasar Jelojok sudah rampung, terlebih kemarin sudah dilakukan tes fungsi pasar. Antara tanggal 6 hingga 8 Februari ini juga ada kunjungan dari SMI.

Sementara pengerjaan kantor pengerjaan kantor camat itu diberikan pemberian kesempatan kepada kontraktor selama 50 hari maksimal sejak berakhir kontraknya tanggal 31 Desember 2019. Artinya tinggal 17 hari lagi kesempatan bagi kontraktor untuk menyelsaikan fisik yang belum 100 persen.” Insya Allah selesai itu nanti, jika tidak selesai ya putus kontrak,” katanya.

Baca Juga : Perkara Fee Proyek Kawasan Wisata, Panggilan Ketiga Untuk Bupati Lobar

Penyebab lambannya proyek kantor camat ini kata Supriadin karena persoalan manajemen di penyedia itu sendiri.” Di Kantor Camat Kopang sudah turun 27 orang tukang, sehingga target 17 hari ini bisa tuntas , progressnya di kantor Camat Kopang itu antara 85 – 87 persen,” katanya.

Tiga kantor camat yang sedang dalam proses pembangunan itu adalah Kantor Camat Pujut, Kantor Camat Jonggat dan Kantor Camat Kopang. Total kontrak untuk ketiga proyek tersebut sekitar Rp 8,2 miliar.(ris)

1 Comment

Leave a Reply