Destinasi Wisata di Sekotong
Giri Menang ( Global FM Lombok)-EKOWISATA mangrove Tanjung Batu, Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong viral di media sosial, setelah pemuda setempat dan pengunjung meng-upload lokasi wisata yang baru saja dibangun oleh Pemdes setempat melalui media sosial. Meskipun belum dibuka secara resmi, namun lokasi wisata ini ramai pengunjung. Bahkan ada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan ini. Perpaduan pemandangan hutan bakau dan pantai menjadi daya tarik di lokasi wisata yang memiliki luas belasan hektar tersebut.
Ditambah fasilitas jembatan lintasan yang membelah hutan bakau. Dari hasil tangan kreatif pemuda setempat yang mengecat jembatan kayu itu, warna warni sejumlah spot menambah keindahan lokasi ini. Ada juga menara atau gardu pandang yang memanjakan mata pengunjung, karena pengunjung bisa melihat pemandangan hutan mangrove dan pantai dari atas ketinggian belasan meter.
Tidak sulit untuk berkunjung ke lokasi ekowisata ini, karena berada persis di pinggir jalan. Lokasinya terbilang strategis karena dekat dengan akses jalan besar Sekotong yang menghubungkan langsung ke kawasan wisata di daerah Sekotong Barat- Mekaki, Pelanggan hingga spot selancar di Bangko-bangko Desa Batu putih.
Pengunjung yang ingin ke lokasi ini tidak butuh waktu lama perjalanan dari simpang tiga Sekotong. Melewati jalan hotmik menunju arah barat, pengunjung dengan mudah melihat lokasi wisata ini persis di tikungan jalan utama. Tiba di lokasi wisata ini, pengunjung akan disambut tulisan “Selamat Datang di Lokasi Ekowisata Tanjung Batu”. Sebelum masuk di lokasi ini pengunjung diberikan semacam tata tertib, dimana pengunjung dilarang membuang sampah sembarangan. Pengunjung dilarang merusak atau menebang pohon di hutan bakau tersebut. Pengunjung dilarang menangkap hewan atau satwa di sekitar kawasan itu. Pengunjung juga dilarang berbuat hal yang melanggar, seperti mesum, memakai barang terlarang dan minuman keras.
Di lokasi, pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan bakau dengan melintasi jembatan lintasan sepanjang ratusan meter. Jembatan ini ditata dan dipercantik dengan cat warna sehingga menambah daya tarik pengunjung. Ditambah lagi lampu hias di sepanjang jalur lintasan, sehingga indah dipandang mata pada waktu malam hari.
Di beberapa titik di siapkan spot swafoto atau selfie dan tempat duduk bagi pengunjung yang mau menghabiskan waktu di hutan mangrove tersebut. Lokasi wisata ini viral, setelah pemuda kreatif di desa ini meng-upload sejumlah foto di media sosial. Beragam komentar netizen yang penasaran dengan lokasi ini. Pemuda setempat juga membuat semacam film pendek yang mengambil lokasi wisata setempat. Film pendek yang di-upload ke YouTube ini pun ditonton ribuan orang.
Kades Sekotong Tengah L Sarappudin mengatakan pembangunan penataan kawasan wisata mangrove mulai sekitar bulan November lalu. Ekowisa mangrove ini jelas dia didanai murni dari dana desa (DD). Dalam penataan nya pihak desa melibatkan masyarakat khususnya pemuda setempat. Sejumlah fasilitas dibangun di lokasi ini, seperti jembatan lintasan sepanjang 150 meter dengan lebar 1,5 meter. Ditambah lagi bangunan menara setinggi 13 meter. Dengan total anggaran mencapai Rp 305 juta dengan potongan pajak sekitar Rp 35 juta sehingga totalnya menjadi sekitar Rp 230 juta. Dilengkapi juga dengan lampu hias dan hiasan lain dengan menggunakan dana pinjaman. “Tahun 2020 kita akan tambah jembatan lintasan 120 meter dilengkapi dengan fasilitas lain seperti berugak, aula dan untuk lesehannya kemudian tentunya dekorasi untuk menambah keindahannya,”jelas Kades Sekotong tengah ini.
Dijelaskan, tujuan dibangunnya kawasannya wisata mangrove ini, mengingat di wilayah Sekotong sangat jarang wisata hutan mangrove dan dibentuk seperti ini. Pihaknya berharap dengan dibukanya kawasan ini bisa menyedot keramaian sehingga ekonomi warga setempat meningkat . “Rencananya Nenti kami akan resmikan setelah selesai bangunan awal 2020,”ujarnya. (her)
No Comments