Mataram (Global FM Lombok)- Tidak saja bisnis perhotelan di Lombok yang terdampak oleh pandemi corona, desa wisata yang baru mulai berkembang pun ikut terpuruk. Sekitar 50 desa wisata di Lombok Tengah (Loteng) misalnya sangat sepi, bahkan okupansi penginapan di sana sudah nol persen.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Loteng Ida Wahyuni mengatakan, banyak desa wisata yang sudah tutup dan tidak menerima tamu lagi untuk mencegah potensi penyebaran virus corona. Untuk mengisi masa-masa sulit ini, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Loteng secara rutin melakukan pertemuan secara online guna membahas desa wisata pasca-corana.
“Kondisi pariwisata kita memang sangat-sangat lesu sekarang, sepi mimit (sangat sepi) , desa wisata juga. Malah kita di desa wisata sudah tidak terima tamu, sudah close, banyak yang cancel seperti itu. Orderan untuk yang Mei, Juni, Juli di high season itu sudah kita cancel juga begitu. Okupansi bisa dibilang nol persen,” kata Ida Wahyuni, Selasa (7/04)
Ida Wahyuni yang juga pengelola Desa Wisata Setanggor ini mengatakan, sambil berdiam diri di rumah untuk menghindari penularan corona, pelaku wisata di desa mengikuti pelatihan-pelatihan secara online yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Materi pelatihan sangat beragam, mulai dari pelatihan menjahit, edukasi cara membuat film, cara mengambil gambar desa wisata, cara mempromosikan kuliner dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dengan cara online untuk keamanan bersama.(ris)
No Comments