Desa Wisata Gili Indah Diresmikan, Masalah Kebersihan Harus Jadi Prioritas

Global FM
23 Jan 2020 22:39
3 minutes reading
Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Global FM Lombok/dok)

Tanjung (Global FM Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB terus berbenah untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor pendapatan andalan daerah.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah meresmikan Desa Wisata Gili Indah (Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air) di Dusun Gili Air, Kamis (23/1/2020).

Sebelum peresmian Desa Wisata Gili Indah, Wakil Gubernur NTB telah meluncurkan E-Ticketing sebagai upaya mempermudah wisatawan berkunjung ke Desa Gili Indah.

“E-ticketing menjadi salah satu penunjang untuk mempermudah wisatawan kita pada aspek keamanan dan kenyamanan dan kepuasan dari sisi efisiensi juga,” ujar Ummi Rohmi, sapaan akrab Wakil Gubernur NTB.

Peresmian Desa Wisata ini diharapkan sebagai tonggak untuk membenahi dari sisi keamanan, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan. Sehingga Gili Indah ini menjadi tujuan wisata terbaik di dunia.

Umi Rohmi mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan berkolaborasi untuk memajukan pariwisata di NTB.

“Masalah kebersihan, harus menjadi top priority selaian tata kelola juga kita perbaiki dengan baik kedepannya. Semoga dengan kolaborasi yang baik, dengan seluruh tokoh, pegiat wisata dan penggerak wisata di sini, semoga Gili Indah ini menjadi semakin baik kedepan. Harus terintegrasi dengan semua destinasi destinasi wisata yang ada di Pulau Lombok,” pungkasnya.

Peresmian ini ditandai dengan penandatangan perasasti dan penyerahan bantuan berupa paket rambu rambu dan penunjuk arah, satu paket pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM), satu unit kendaraan pengangkut sampah, dan satu paket perlengkapan kebersihan.

Desa Gili Indah terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Gili Trawangan, Dusun Gili Meno dan Dusun Gili Air. Desa ini telah menjadi tujuan wisatawan sejak tahun 1980an. Dengan ditetapkannya Desa Gili Indah ini sebagai desa wisata Kepala Desa (Kades) Gili Indah, Suburuddin berharap pemerintah daerah, provinsi dan pusat lebih memperhatikan Desa Gili Indah.

“Banyak hal hal yang perlu kita tingkatkan dan lebih banyak perhatian dari pemerindah daerah, provinsi, maupun pemerintah pusat pengembangan tiga gili ini menjadi tujuan wisata,” ungkap Suburuddin.

Saat ini Desa Gili Indah berkonsentrasi pada masalah lingkungan tepatnya pengolahan sampah yang berasal dari perusahaan dan rumah tangga. Desa Gili Indah telah membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM).

“Di masing- masing gili kita sudah membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM), di Gili Air namanya Gili Care, Gili Meno namanya Gili Meno Lestari dan di Gili Trawangan namanya Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL). KSM ini terbentuk dari sebuah komunitas yang telah bergerak sebelum pembentukan SK. Saat ini mereka sudah diberikan SK oleh pemerintah daerah, diberikan kuasa untuk melakukan pengolahan sampah di masing masing gili. Dikarenakan fasilitas belum terbangun, metode yang digunakan adalah pengumpulan sampah. Sampah-sampah di ambil dari perusahaan dan rumah rumah kemudian itu dikumpulkan dipelabuhan kemudian diangkut ke TPS di Tanjung, Lombok,” ujar Suburuddin.

Kades Desa Gili Indah juga telah mengangarkan pengadaan transportasi pengangkutan sampah ramah lingkungan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2019.

“Rencana kedepan setelah fasilitas selesai dibangun, kita akan kelola. Kita pilah di rumah-rumah, tidak lagi dibuang ke TPS. Mulai tahun kemarin kita sudah anggarkan melalui APBDes untuk pengadaan kendaraan listrik sebagai tranportasi pengumpulan sampah. Karena di sini tidak boleh ada kendaraan bermotor,” sambung kades Gili Indah.

70% wisatawan yang datang ke Desa Gili Indah berasal dari Pulau Dewata, Bali. Hal tersebut didukung dengan adanya fast boat, penyeberangan langsung dari Bali. Semenjak gempa Lombok, wisatawan yang berkunjung ke tiga gili sangat menurun.

“Alhamdulillah saat ini wisatawan sudah banyak berdatangan. Target kunjungan dari desa saat low season (bulan Januari dan Februari) yang datang ke tiga gili melalui fast boat sebanyak 1000 wisatawan. Kalau sudah masuk high season, kunjungan bisa sampai 3000 wisatawan,” pungkas Suburuddin. (ris)

No Comments

Leave a Reply