Menang (Global FM Lombok)-Meskipun dekat dengan destinasi wisata Senggigi, ribuan warga desa Batu Layar, kecamatan Batu Layar Lombok Barat (Lobar) yang tinggal diatas atas perbukitan kesulitan air bersih dan infrastruktur jalan. Beberapa dusun di atas perbukitan Batu Layar seperti dusun Penanggak, Bunut Boyot, Paok Lomboq dan Pelolat selama ini dihadapkan dengan fasilitas dasar yang sangat sulit.
Muhai, salah seorang warga Penanggak Barat kepada Global FM Lombok Rabu (29/10) menuturkan, jalan dari desa Bengkaung sampai Melase dekat kantor Camat sudah dibuka sejak tahun 2007 lalu. Namun sayangnya akses jalan tidak kunjung bagus. Kendaraan yang mampu naik hanya kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa naik kesana.
“ Sampai sekarang jalan itu tidak pernah dikeraskan lagi. Kondisinya sudah kembali seperti semula. Yang memperbaiki jalan itu warga dengan dana sedikit demi sedikit. Kami minta kepada pemerintah bagaimana caranya agar jalan itu bisa dihot mix” ujarnya.
Menurutnya, karena letak geografis yang tinggi, beberapa dusun di desa Batu Layar memang selalu krisis air bersih. Namun jika akses jalan bagus, maka akan memudahkan kendaraan roda empat untuk membawa alat pengeboran untuk memperoleh air.
“ Pas lima kilo, dari kantor Camat itu naik ke sini. Bahkan disini sudah ada SD, SMP kan. Kita harapkan pemerintah agar bagaimana pendidikan disini itu bisa berjalan dengan baik, sehingga guru-guru yang telat datang itu bisa cepat datang. Bisa kendaraan roda empat masuk? Tidak bisa hanya roda dua, itupun dipaksanakan.” ujar Muhai Rabu (29/10)
Sapiri, kadus Paok Lomboq mengatakan, warga yang tinggal di empat dusun di perbukitan Batu Layar sekitar 1.400 kepala keluarga atau tiga ribuan jiwa. Air bersih selama musim kemarau ini sangatlah sulit. Air besih bisa dibeli dengan harga Rp 15 ribu untuk satu jerigen berisi 20 liter. Dia meminta kepada pemerintah daerah agar menyambungkan pipa air dari mata iar Pancoran menuju kampungnya.
“ Anggaranya hanya sekitar Rp 15 juta. Kalau yang mengerjakan kan kami dengan cara gotong royong” katanya.
Dedi Zulhandi, salah seorang remaja dusun Penanggak mengatakan, akibat akses jalan yang tidak layak, banyak orang yang sakit terpaksa digotong dengan kain sarung menuju ke Puskesmas. “ Banyak sekali yang melahirkan terpaksa digotong. Bahkan orang tua saya yang sakit kemarin tiga kali digotong turun oleh warga. Panjangnya lima kilo meter sampai kantor camat Batu Layar” ujarnya.
Sementara itu anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan Lombok Barat – KLU, M Hadi Sulthon mengatakan, apa yang dikeluhkan oleh masyarakat itu semuanya perioritas karena menyangkut kebutuhan dasar. Dia berharap pemerintah daerah bisa menangani dengan segera baik untuk mengatasi krisis air dan pembangunan infrastruktur jalan.
“ Kecamatan Batu Layar ini penghasil PAD terbesar bagi Kabupaten Lombok Barat. Jadi kalau kita hitung-hitung kenapa tidak bisa kita bantu dengan proporsional. Program jangka pendek, jalan bisa kita bantu dengan rabat jalan. Kalau untuk air mungkin bisa dibantu dengan pompa air kecil-kecilan ” kata Sulthon.(ris)-
No Comments