Debit Air Menurun, Walhi Desak Pemerintah Lakukan Penghijauan dan Setop Tambang di Kawasan Hulu

Global FM
22 Jan 2020 20:46
2 minutes reading
Murdani (Global FM Lombok/ris)

Praya (Global FM Lombok) – Debit air di wilayah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) semakin menurun. Hal ini berpengaruh terhadap suplai kebutuhan air bersih untuk masyarakat dan pariwisata yang semakin berkembang di daerah ini. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTB mendesak pemerintah agar melakukan upaya penghijauan secara massif serta mengeluarkan kebijakan penyetopan terhadap aktivitas tambang galian c di kawasan hulu.

Direktur Eksekutif Walhi NTB Murdani,MH kepada Suara NTB, Rabu (22/1) mengatakan, pihaknya ingin melakukan advokasi berdasarkan data debit air yang dikeluarkan oleh PDAM di Loteng. Dimana berdasarkan data PDAM Tirta Ardhia Rinjani Lombok kata Murdani, debit air di semua sumber air baku mengalami penurunan yang sangat drastis.Rata-rata sisa debit yang masih dapat dimanfaatkan antara 40 – 70 liter per detik, kecuali Bandungan Batujai untuk sumber air baku IPA Penujak.

Menurut Murdani, debit air sebesar 40 – 70 liter per detik untuk hampir 1 juta penduduk Lombok Tengah (Data BPS 2017 sebanyak 930.797), ditambah lagi untuk konsumsi perkantoran, Bandara Internasional Lombok serta perhotelan di kawasan pariwisata membuat suplai air bersih tidak akan cukup.

Ia mencoba mengkalkulasi berapa banyak air bersih yang bisa diakses oleh masyarakat di Loteng dengan jumlah debit 70 liter per detik tersebut. Menurutnya, dalam 12 jam saja debit air yang tersedia hanya bisa menyuplai sebanyak 3,24 juta liter.” Kalau dalam 24 jam, tinggal dikalikan saja,” terangnya.

Jika dibagi rata, masyarakat hanya akan dapat 3 liter air per hari, tanpa memasukkan kebutuhan untuk perkantoran dan perhotelan atau pariwisata. Jika memasukkan dua sektor tersebut dengan estimasi kebutuhan 60 persen dari debit air yang tersedia, maka suplai untuk masyarakat saja hanya berkisar 400 ribu liter,” Itu rata-rata kita akan dapat 0,3 liter air per orang. Artinya kemampuan lingkungan kita untuk melayani penduduk menjadi sangat terbatas,” ujarnya.

Dengan estimasi angka-angka tersebut, Walhi NTB menyebut bahwa Lombok Tengah bisa disebut sebagai darurat air bersih. Karena itulah, sangat penting untuk melakukan langkah-langkah strategis agar daya dukung alam ke depannya semakin membaik.

“ Daya dukung dan daya tampung lingkungan itu sudah over, dan lebih dari kemampuannya. Karena ini membuktikan kondisi hulu itu sudah mengalami kerusakan yang sangat parah,” terangnya.

Walhi sendiri mengidentifikasi delapan penyebab menurunnya daya dukung di daerah ini. Salah satu diantaranya yaitu karena masih adanya aktivitas penambangan galian c di wilayah hulu. Belum lagi ilegal loging atau perambahan hutan secara ilegal membuat daya dukung lingkungan menjadi sangat lemah meskipun terdapat curah hujan di wilayah sumber air baku.(ris)

1 Comment

Leave a Reply