Mataram (Global FM Lombok)- Anggaran bencana kekeringan yang diajukan Pemprov NTB kepada pemerintah pusat sebesar Rp 40 miliar belum dicairkan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mengharapkan agar dana usulan yang diajukan kepada BNPB tersebut bisa dicairkan pada bulan Oktober ini. Karena, penanganan kekeringan harus segera ditangani.
Hal itu dikatakan Kepala BPBD NTB, H. Muhammad Rum kepada Global FM Lombok Jum’at (15/09) di Mataram. Ia mengatakan, dana yang diusulkan tersebut akan digunakan untuk mendroping air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan di NTB. Selain droping air, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk membangun sumur bor, pengadaan tendon air, sumur dangkal, dan pengadaan jerigen. Sementara untuk rincian jumlah masing-masing fasilitas yang akan dibangun seperti sumur bor, dirinya tidak mengetahui secara pasti.
“Droping air kepada seluruhnya NTB yang terdampak. Buat sumur bor, pengadaan tendon sumur dangkal ya kemudian jerigen. Ya itu saja untuk Rp 40 miliar itu. Kalau keluar semua. Mudah-mudahan Oktober ini turun. Paling lambat Oktober ini. Masih kering Oktober ini,”harapnya
Rum mengatakan hingga saat ini, sembilan kabupaten/kota di NTB masih terjadi krisis air bersih. Diprediksikan, hujan akan mulai turun pada bulan November mendatang dan puncaknya pada bulan Desember hingga Januari 2018.
Seperti diketahui, Wakil Gubernur NTB, H. M. Amin melakukan rapat terbatas dengan Presiden RI Joko Widodo Selasa (12/09) lalu terkait bencana kekeringan. Dalam rapat tersebut, Amin sudah mengajukan usulan penanggulangan bencana kekeringan kepada BNPB dengan dana sebesar Rp 40 miliar. Hasil rapat tersebut, Presiden menyetujui anggaran penanganan kekeringan untuk NTB(azm)-
No Comments