Mataram (Global FM Lombok) – Suhu politik di Kota Mataram dengan semakin dekatnya perhelatan Pilkada 2020 semakin menghangat dengan manuver politik yang dimainkan sejumlah elit partai politik dan figur kandidat bakal calon yang akan tampil maju bertarung. Sabtu (30/11), Kalak BPBD Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, secara mengejutkan mendaftarkan diri langsung di empat partai politik sekaligus sebagai bakal calon Walikota Mataram.
Empat parpol tempat Khalik mendaftar yakni Partai Golkar, PPP, PAN dan Nasdem. Ditegaskan Khalik, keputusannya untuk mendaftarkan diri sebagai kontestan Pilwakot Mataram tersebut, sudah dipertimbangkan dengan sangat matang dan penuh perhitungan politik. “Terkait dengan saya punya niat maju, tentu tidak asal maju, banyak pertimbangan sehingga saya memutuskan untuk mendaftar di empat partai ini,” ujarnya saat memberikan keterangan pers, usai mendaftar.
Dituturkan Khalik, sebelum dia berkarier di lingkup Pemprov NTB, ia mengawali karir ASN-nya dari golongan paling bawah sampai eselon II di Kota Mataram. Ia selama lima tahun pernah menjabat Camat Cakra, sampai jadi Kadis sosial. Berbekal pengalaman itu, ia kemudian mempelajari aktivitas pembangunan Mataram mulai sejak kepemimpinan Lalu Mudjitahid, saat masih jadi kota administratif sampai jadi kota madya dan pada kepemimpinan saat ini.
“Saya tahu persis apa yang menjadi mimpi para pemimpin terdahulu itu, yakni Mataram bersih, sehat, aman dan religius. Karena itu pembangunan dari tokoh-tokoh terdahulu itu harus berkelanjutan,” katanya.
Dikatakan Khalik, ia maju dengan penuh optimisme untuk bisa merebut kemenangan di Kota Mataram. Termasuk dalam hal merebut dukungan partai politik. Ia juga mengaku tidak gentar berkompetisi meskipun lawan yang akan dihadapinya dianggap kuat, salah satunya seperti calon petahana.
“Orang kuat banyak di kota ini, tapi kondisi hari ini Mataram butuh orang baru, dan siapapun jadi calon punya peluang yang sama untuk rebut Kota Mataram ini. Termasuk di Partai, Golkar sebagai sebuah partai terbuka dan punya pengalaman mengawal demokrasi,” katanya.
Ditegaskan bahwa konstelasi politik di Kota Mataram soal tahapan pencalonan masih berlangsung dinamis. Komunikasi politik yang sudah terbangun antar parpol dan kandidat, menurutnya belum ada satupun yang sudah final, sehingga semua kemungkinan masih berpeluang terjadi. “Saya juga akan bangun komunikasi politik, dan kalau saya tidak serius saya tidak daftar,” tegasnya.
Setelah melakukan pendaftaran tersebut, selanjutnya ia akan fokus untuk turun melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal itu dilakukan untuk melihat respon dan tanggapan masyarakat atas kehadirannya. Lantas setelah itu ia akan melakukan survei untuk mengukur tingkat elektabilitasnya. Dari hasil survei itulah ia akan melihat peluangnya, dan akan menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan-keputusan politik berikutnya.
“Sambil berjalan saya akan lihat tanggapan masyarakat atas kehadiran saya. Akan kita lakukan kajian dan pendalaman tentu ada tim saya di situ yang akan melakukan survei dan pendalaman. Dari survei itu kita akan lihat perkembangan keberterimaan masyarakat,” jelasnya.
Begitu juga soal kandidat pasangan calon wakilnya. Menurutnya ia sangat terbuka untuk berpasangan dengan siapapun. Namun yang pasti bahwa figur wakilnya itu juga harus memahami problem Mataram, dan paham dengan komunikasi politik.
Ketika disinggung soal statusnya sebagai ASN. Kahlik menjawab bahwa dirinya menyadari terikat dengan regulasi birokrasi. Dan ia pun menegaskan akan mematuhi aturan main tersebut. Ia siap mengundurkan diri jadi ASN. Bahkan terkait langkah politiknya itu, dirinya sudah meminta izin kepada Gubernur selaku atasan, dan gubernur memberikannya lampu hijau untuk maju.(ris)
No Comments